KETIK, YOGYAKARTA – Di tengah ratusan karangan bunga papan ucapan selamat Hari Ulang Tahun (HUT) ke-3 ketik.com yang berjajar rapi di sepanjang di jl Halim Perdana Kusuma No 1 Cemoro Kandang, Malang, Jawa Timur, tersembunyi cerita-cerita pahit dan manisnya sebuah perujangan. Tidak hanya sekadar perayaan ulang tahun.
Ini adalah kisah tentang bagaimana Ketik.com media, yang kini berusia tiga tahun, merajut sebuah keluarga dari para jurnalisnya yang tersebar di seluruh Indonesia. Dari Jarak yang jauh, akhirnya bertemu.
Selama ini, para jurnalis Ketik.com hanya bisa bertemu di layar gawai, atau monitor komputer, baik jurnalis dari Sumatra, Cilacap, Yogyakarta, Madura, hingga Labuan Bajo. Semua hanya saling mengenal lewat grup chat WhatsApp. Namun, pada momen spesial ini, mereka semua bisa berkumpul di Malang untuk merayakan hari jadi dan meresmikan Graha Ketik di Kota Malang, Jawa Timur, sebagai markas baru.
Dalam pertemuan yang penuh kehangatan itu, CEO Ketik.com Kiagus Firdaus menyampaikan pesan yang menyentuh hati. "Sebagai jurnalis, kita harus punya prinsip kerja keras, jujur, ikhlas, menggunakan strategi, dan memanfaatkan berjejaring," ujarnya.
Foto bersama dengan seluruh Biro Ketik.com. yang hadir di Graha Ketik Malang, Jawa Timur. (Foto: Dok. Ketik)
Pesan ini disambut hangat, seolah menjadi jawaban atas tantangan yang selama ini dihadapi para jurnalis. Selama ini mereka hanya bisa saling menyapa dan melihat nama di layar, kini bisa saling berjabatan tangan, bertukar cerita, dan berjanji untuk terus saling mendukung dan berkolaborasi, saling memberdayakan
Dalam pertemuan ini juga menjadi ajang berbagi pengalaman berharga. Kepala biro dari Palembang Bubun Kurniadi, bercerita tentang pentingnya menjalin hubungan baik dengan narasumber, seperti pihak kepolisian. "Kerja sama bisa menghasilkan berita yang seimbang dan mencerahkan, tidak harus selalu memberikan stigma negatif," katanya.
Di sisi lain, Matjusi, jurnalis muda dari Madura, menekankan bahwa kolaborasi lintas biro sangat penting. "Kalau ada kasus yang harus ditelusuri sampai ke pusat, kita butuh bantuan teman-teman biro lain," jelasnya.
Di balik layar, Ketik.com memiliki sebuah visi besar sedang dirajut. Visi yang melampaui sekadar menyajikan berita. Direktur Bisnis, Sumarno, berbicara tentang kolaborasi yang merambah hingga apotek atau pengelolaan parkir. Ia tidak sedang bicara soal bisnis semata. Ia sedang menggemakan apa yang telah dirintis oleh sang CEO: membangun sebuah ekosistem yang kokoh, sebuah rumah di mana setiap elemen saling menopang dan memberi kekuatan.
Langkah ini adalah cerminan dari jantung Ketik.com itu sendiri. Di balik setiap artikel yang kita baca, ada denyut nadi perjuangan, kehangatan persahabatan, dan pengorbanan yang tak terucap. Mereka yang berada di dalamnya telah membuktikan satu hal: menulis bukanlah pekerjaan biasa.
Bagi mereka, menulis tidak sekadar mengungkapkan berita, itu adalah upaya memberi makna pada setiap peristiwa. Bagi mereka, menulis tidak sekadar mencari nafkah, itu adalah panggilan jiwa yang menuntut ketulusan.
Bagi mereka, menulis adalah untuk menyambung hidup. Bukan hanya hidup mereka sendiri, tetapi juga menyambungkan kehidupan satu pembaca dengan yang lainnya, merangkai empati dalam seutas cerita.
Karena pada hakikatnya, menulis adalah merajut persahabatan dalam jalinan kata. Menyalakan api harapan di ruang-ruang yang paling redup. Memberi suara pada mereka yang tak terdengar. Dan pada akhirnya, menulis adalah memahat masa depan, kata demi kata, untuk membangun perubahan.
Selamat ulang tahun, Ketik.com! Teruslah menjadi bukti bahwa setiap ketukan di mesin tik adalah denyut nadi harapan dan inspirasi. Teruslah mengetik, bukan hanya berita, tapi juga dunia yang lebih baik. (*)