Dari Pasar Tradisional di Blitar, Augmenta AI Labs Siap Berkembang Dongkrak Produktivitas

28 Desember 2025 22:30 28 Des 2025 22:30

Thumbnail Dari Pasar Tradisional di Blitar, Augmenta AI Labs Siap Berkembang  Dongkrak Produktivitas
Proses pengenalan Augmenta AI Labs kepada khalayak (Foto: Augmenta AI Labs)

KETIK, BLITAR – Dari lantai dua Pasar Legi, Kota Blitar, sekelompok anak muda tengah merintis terobosan di bidang produktivitas berbasis teknologi. Lewat pengembangan aplikasi Augmenta, tim Augmenta AI Labs berupaya merespons tantangan besar transformasi tenaga kerja yang disebut-sebut sebagai perubahan paling signifikan sejak era revolusi industri.

Inisiatif ini muncul di tengah peringatan global. Laporan Future of Jobs Report 2025 yang dirilis World Economic Forum (WEF) memperkirakan kecerdasan buatan akan melahirkan sekitar 170 juta jenis pekerjaan baru pada 2030.

Namun, pada saat yang sama, sebanyak 92 juta pekerjaan berpotensi terdampak atau tergeser.

Kondisi ini diperparah oleh temuan survei EY yang menyebutkan perusahaan global berisiko kehilangan hingga 40 persen peluang peningkatan produktivitas akibat kesenjangan strategi talenta dan keterampilan sumber daya manusia.

Pendiri Augmenta AI Labs, Cahyo Inda Wahono, menyatakan bahwa pengembangan aplikasi Augmenta tidak berhenti pada penyediaan teknologi semata, melainkan berperan sebagai penggerak ekosistem untuk menjembatani kesenjangan keterampilan besar yang dikenal sebagai The Great Skill Gap.

"Kami melihat pertumbuhan pasar AI diproyeksikan mencapai nilai USD 1,3 triliun pada 2030. Namun, data menunjukkan bahwa meski 88 persen karyawan mulai menggunakan AI, mayoritas hanya memakainya untuk tugas dasar. Hanya 5 persen pekerja yang benar-benar mampu mengoptimalkan AI untuk transformasi alur kerja. Di sinilah Augmenta hadir untuk membawa pengguna keluar dari pemanfaatan dangkal," ujar Cahyo di Blitar, Sabtu 27 Desember 2025.

Berpengalaman panjang di industri kreatif, Cahyo telah berkecimpung sebagai profesional media audio visual sejak 2004 dan pernah menduduki posisi Executive Producer serta Post Supervisor di Jakarta.

Pengalaman tersebut membuatnya menyadari adanya ketimpangan antara laju perkembangan teknologi dan kesiapan sumber daya manusia. Dengan bekal sertifikasi sebagai AI Engineer, Google Apps Builder, hingga Master Trainer BNSP, ia membangun Augmenta AI Labs dengan pendekatan kurikulum yang melampaui pelatihan konvensional.

Untuk memastikan dampak transformasi yang nyata, Augmenta AI Labs mengembangkan lima pilar utama sebagai diferensiasi dalam ekosistem digital nasional, yaitu:

1. Kepemimpinan Berbasis Keahlian Ganda: Dipimpin langsung oleh Cahyo Inda Wahono yang menggabungkan pengalaman industri kreatif tingkat nasional dengan sertifikasi teknis mutakhir, sehingga materi pelatihan bersifat aplikatif.

2. Metodologi “Gayeng-Aplikatif”: Pendekatan pelatihan dikemas secara santai dan inklusif tanpa mengurangi standar teknis, guna menghilangkan hambatan psikologis terhadap teknologi canggih.

3. Kurikulum Transformasi Alur Kerja: Fokus pada Advanced Prompt Engineering serta integrasi sistem untuk mengotomatisasi alur kerja kompleks, tidak terbatas pada produksi konten semata.

4. Inkubasi di Pusat Ekonomi Rakyat: Pemilihan Pasar Legi Blitar sebagai lokasi menjadi simbol demokratisasi teknologi, menunjukkan bahwa inovasi berkelas dunia dapat tumbuh dari ruang publik tradisional yang diterapkan langsung oleh pelaku UMKM.

5. Ekosistem Talenta Terkurasi: Melalui aplikasi Augmenta, peserta tidak hanya sekadar belajar, tetapi juga terhubung ke jejaring talenta digital yang siap diserap industri.

Langkah tersebut dinilai sejalan dengan perkembangan sektor usaha di Blitar. Data Dinas Koperasi, UKM, dan Tenaga Kerja Kota Blitar mencatat peningkatan jumlah UMKM dari 14.734 unit pada 2023 menjadi 22.094 unit hingga akhir 2024.

Di tengah prediksi bahwa 39 persen keterampilan kerja saat ini akan menjadi usang pada 2030, literasi AI yang aplikatif menjadi kebutuhan mendesak bagi keberlanjutan usaha.

Inisiatif yang tumbuh dari Blitar ini juga berkontribusi pada capaian Indeks Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) Kota Blitar yang mencapai 3,68 pada 2024.

Kehadiran Augmenta AI Labs menunjukkan bahwa ruang publik tradisional seperti Pasar Legi mampu berevolusi menjadi pusat inovasi digital berskala nasional.

"Masa depan bukan tentang AI menggantikan manusia, melainkan tentang bagaimana manusia yang 'ter-augmentasi' oleh AI mampu menciptakan efisiensi yang belum pernah terbayangkan sebelumnya. Dari Blitar, kami berkomitmen memanusiakan AI untuk Indonesia," pungkas Cahyo. (*)

Tombol Google News

Tags:

Augmenta Ai Labs Blitar Pasar Legi Inovasi teknologi masa depan pekerjaan Digital