Dari Boyongan ke Wayang! Pemdes Gondosuli Gelar Lakon Pandowo Boyong, Sarat Makna dan Hiburan

9 November 2025 01:51 9 Nov 2025 01:51

Thumbnail Dari Boyongan ke Wayang! Pemdes Gondosuli Gelar Lakon Pandowo Boyong, Sarat Makna dan Hiburan
Sebelum acara pagelaran dimulai, Kepala Desa Gondosuli Daruno berfoto bersama Sekda , Ketua DPRD dan Ki Dalang Cahyo Kuntadi. (Foto : Sugeng/ketik.com)

KETIK, TULUNGAGUNG – Usai melaksanakan Kirab "Boyongan" kantor Lama menuju kantor baru, Pemerintah Desa Gondosuli, kecamatan Gondang menggelar pagelaran Wayang Kulit semalam suntuk, bertempat di halaman kantor desa yang baru, Sabtu malam, 8 November 2025.

Pagelaran wayang kulit ini selain dalam rangka tasyakuran "Boyongan" sekaligus juga menyambut Hari Jadi Kabupaten Tulungagung tepatnya pada 18 November 2025 genap berusia 820 Tahun. 

Hadir Pada kegiatan tersebut, Ketua DPRD Kabupaten Tulungagung Marsono, Bupati Tulungagung yang diwakili oleh Sekertaris Daerah Tri Haryadi, Ketua Panitia Hari Jadi, Plt Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Jajaran Forkopimcam, Camat Gondang, Kapolsek, Danramil, Kepala Desa Gondosuli Daruno beserta perangkat, Kepala Desa se-kecamatan Gondang dan tamu undangan lainnya.

Kegiatan ini disertai pembagian satu karung kecil beras dan uang tunai kepada 15 anak yatim dan 15 masyarakat kurang beruntung. 

Setelah itu, kegiatan dilanjut dengan Launching Ikat blangkon khas Tulungagungan yang disematkan oleh Mas Bayu Disbudpar kepada Ketua DPRD dan Sekda.

Dalam Sambutannya, Kepala Desa Gondosuli Daruno mengucapkan terima kasih kepada seluruh warga yang selalu memberi dukungan kepada pemerintah desa dalam setiap kegiatan.

"Hari ini pemerintah desa Gondosuli mempunyai hajat boyong tempat pelayanan masyarakat dari yang lama ke tempat yang baru," papar Daruno.

Sementara itu, Sekertaris Daerah Tri Hariyadi menyampaikan selamat kepada pemerintah desa Gondosuli sukses mewujudkan niat untuk boyong kantor pelayanan masyarakat dari yang lama ke kantor baru.

"Pagelaran wayang kulit ini dalam rangka menyambut HUT Kabupaten Tulungagung ke-820 sekaligus memperingati momentum boyongan kantor pelayanan masyarakat Desa Gondosuli," kata Tri Hariyadi.

"Kesenian wayang kulit merupakan sarana pendidikan moral dan sosial setiap kisah yang disajikan mengandung pesan luhur tentang perjuangan kebenaran dan ketulusan dalam menjalani kehidupan," tambahnya.

Senada dengan Sekda, Ketua DPRD Kabupaten Tulungagung Marsono mengatakan, bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati leluhurnya dan bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai adat dan budayanya.

"Tulungagung itu mempunyai situs narasi. Sutasoma yang di dalamnya merupakan simbol dari negara kita yaitu Bhinneka Tunggal Ika atau Tanhana Dharma Mangrua," tutur Marsono

"Saya berharap guyub rukunya warga Gondang itu akan menjelma dan bangkit dengan cara yang luar biasa, membangun kesantunan yang berbudaya, santun dengan kesantunan yang adluhung," harapnya.

Usai Sambutan Kades Gondosuli bersama Sekda dan Ketua DPRD Tulungagung memberikan secara simbolis wayang Punta Dewa kepada Ki Dalang Cahyo Kuntadi dari Jetis, Karanganyar, Jawa Tengah sebagai tanda pagelaran wayang kulit dimulai dengan lakon Pendowo Boyong. 

Menambah kemeriahan pagelaran wayang kulit gelaran ini, adanya penampilan lawak kondang Duo Jo yakni Jo Klithik dan Jo Kluthuk. (*)

Tombol Google News

Tags:

#pagelaranwayangkukit #dprdtulungagung Sekda #pemdesgondosuli Tulungagung Gondang