Cari Peluang Magang untuk Siswa Tunanetra di Job Fair Jatim 2025, Guru SLB Suarakan Inklusivitas

30 September 2025 16:38 30 Sep 2025 16:38

Thumbnail Cari Peluang Magang untuk Siswa Tunanetra di Job Fair Jatim 2025, Guru SLB Suarakan Inklusivitas
Guru SLB YPAB Surabaya, Tutus Setiawan, saat menghadiri Job Fair Jatim 2025 di Dyandra Convention Center Surabaya, Selasa (30/9/2025) (Foto: Adiybah Fawziyyah/Ketik)

KETIK, SURABAYA – Job Fair Jawa Timur 2025 yang digelar pada Selasa, 30 September 2025, tidak hanya diramaikan para pencari kerja, tetapi juga dihadiri oleh Tutus Setiawan (45), seorang guru tunanetra dari Sekolah Luar Biasa (SLB) YPAB Surabaya.

Kehadirannya bukan untuk melamar pekerjaan, melainkan mencari peluang magang bagi para siswa disabilitas, khususnya tunanetra.

“Kami sedang mencari kolaborasi dengan perusahaan-perusahaan yang bisa menerima anak-anak tunanetra untuk magang. Sayangnya, masih banyak perusahaan yang belum memahami potensi mereka,” ujar Tutus.

Menurutnya, para siswa tunanetra sebenarnya memiliki banyak bakat dan keterampilan. Mereka dibekali pelatihan musik, masase, hingga digital marketing. 

Bahkan, ada pula yang memiliki kemampuan menulis di bidang jurnalistik, karena daya imajinasi mereka yang kuat dan tidak mudah terdistraksi.

“Anak-anak kami pernah magang di Aliansi Jurnalis Independen (AJI). Ada juga yang sudah bekerja sebagai content creator di Hotel Primebiz Surabaya, mengelola media sosial dan membuat konten iklan,” tambahnya.

Foto WUB Binaan Disnakertrans, salah satu booth perusahaan bagi penyandang disabilitas yang berada di Job Fair Jatim 2025 (Foto: Adiybah Fawziyyah/Ketik)WUB Binaan Disnakertrans, salah satu booth perusahaan bagi penyandang disabilitas yang berada di Job Fair Jatim 2025 (Foto: Adiybah Fawziyyah/Ketik)

Meski demikian, Tutus mengakui masih sulit menemukan perusahaan, termasuk hotel dan resort, yang mau memberi kesempatan bagi anak-anak tunanetra untuk mengasah keterampilan seperti pijat masase.

Ia juga menyoroti minimnya aksesibilitas bagi penyandang disabilitas di lingkungan kerja maupun ruang publik. 

“Kebanyakan tempat kerja belum menyediakan aksesibilitas yang ramah bagi tunanetra. Padahal, sesuai undang-undang, seharusnya perusahaan bisa menerima minimal 1–2% tenaga kerja dari kalangan disabilitas. Faktanya, bahkan 1% saja belum tercapai,” tegasnya.

Sebagai tunanetra yang juga mengalami tantangan serupa, Tutus berharap agar ke depan semakin banyak perusahaan dan institusi membuka ruang inklusif.

 “Kami ingin anak-anak disabilitas mendapatkan kesempatan yang sama, baik di pendidikan maupun pekerjaan,” ujarnya.(*)

Tombol Google News

Tags:

Job Fair 2025 disabilitas Tuna Netra Job Fair Surabaya inklusif