KETIK, BLITAR – Kesabaran warga Dusun Bintang, Desa Ngaringan, Kecamatan Gandusari, Kabupaten Blitar, akhirnya benar-benar berada di titik nadir.
Selama dua hari terakhir, warga dari enam RT serempak turun ke jalan memasang poster dan spanduk protes, menyuarakan penolakan terhadap keberadaan peternakan ayam milik CV Bumi Indah yang diduga kuat menjadi sumber bau busuk menyengat.
Aroma tak sedap dari kandang ayam dan pengolahan limbah kotoran ayam itu disebut telah berlangsung lama dan kian memburuk. Bau menusuk hidung tercium hampir sepanjang hari, dari pagi hingga malam, membuat warga mual, pusing, bahkan kesulitan menjalani aktivitas harian.
“Sudah tidak tertahankan lagi. Kami sudah cukup sabar. Hearing sudah berkali-kali, tapi selalu diabaikan, bahkan kesepakatan yang ada sering dilanggar,” tegas Rifai, perwakilan warga, saat ditemui di lokasi, Senin 29 Desember 2025.
Menurut warga, pengelola peternakan terkesan abai dan tidak menunjukkan itikad baik untuk menyelesaikan persoalan. Sejumlah kesepakatan yang pernah dibahas dalam berbagai pertemuan disebut hanya berhenti di atas kertas, tanpa realisasi nyata di lapangan.
“Persoalan ini sudah lama, tapi tidak pernah ditangani secara serius, baik oleh pengelola peternakan maupun pemerintah daerah,” ujar Wahyunianto, warga RT 03/RW 01.
Dampak bau busuk paling dirasakan oleh enam RT yang berada paling dekat dengan lokasi peternakan. Aktivitas makan, beristirahat, hingga beribadah terganggu karena udara di sekitar permukiman tercemar bau kotoran ayam.
Perwakilan warga lainnya, Agus Santoso, menyampaikan bahwa masyarakat sebenarnya telah menempuh berbagai jalur persuasif. Aduan disampaikan ke pemerintah desa, instansi terkait, hingga hearing bersama pihak peternakan. Namun, seluruh upaya itu dinilai hanya ditanggapi sebatas formalitas.
“Seolah-olah hanya didengar, tapi tidak pernah benar-benar ditindaklanjuti,” ujarnya.
Merasa suaranya terus diabaikan, warga akhirnya memilih langkah terbuka dengan memasang spanduk dan poster protes di sejumlah titik strategis desa.
Aksi ini direncanakan berlangsung selama satu pekan sebagai bentuk tekanan kepada pengelola peternakan dan Pemerintah Kabupaten Blitar agar segera turun tangan.
Tak berhenti sampai di situ, warga juga menyatakan siap mengambil langkah lebih tegas jika tuntutan mereka tetap tidak digubris.
“Kalau masih tidak diindahkan, kami siap turun aksi besar dan memblokade jalan menuju kandang. Akses ke lokasi akan kami tutup,” tegas Jaka Setiawan, disambut sorak dukungan warga lainnya.
Bagi warga, rencana blokade jalan merupakan bentuk perlawanan terakhir agar penderitaan akibat bau menyengat itu tidak terus berlarut-larut.
Mereka menilai, tanpa tindakan tegas dari pemerintah daerah, keberadaan peternakan ayam tersebut hanya akan terus mengorbankan kesehatan dan kenyamanan masyarakat sekitar.
Hingga berita ini ditulis, pihak CV Bumi Indah belum memberikan klarifikasi resmi terkait keluhan warga. Sementara itu, Pemerintah Kabupaten Blitar juga belum menyampaikan sikap maupun langkah konkret atas gelombang protes yang terus menguat dari Desa Ngaringan.(*)
