Bangkit Lewat Inovasi, Museum Mpu Tantular Jadi Ruang Belajar Interaktif Generasi Muda

11 Oktober 2025 15:43 11 Okt 2025 15:43

Thumbnail Bangkit Lewat Inovasi, Museum Mpu Tantular Jadi Ruang Belajar Interaktif Generasi Muda
Museum Mpu Tantular yang berlokasi di Jl. Raya Buduran - Jembatan Layang, Bedrek, Siwalanpanji, Kec. Buduran, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. (Foto: Dia Vionita Herlina/Ketik)

KETIK, SURABAYA – Museum Mpu Tantular lakukan inovasi tata ruang dan pengembangan fasilitas untuk menarik lebih banyak pengunjung. Dukungan program pemerintah daerah dan pusat seperti Merdeka Belajar juga turut mendorong kebangkitan museum yang berada di bawah kewenangan Pemerintah Provinsi Jawa Timur tersebut.

Pamong Budaya Museum Mpu Tantular, Syaiful Arif, mengatakan peran pengelola museum tidak hanya menjaga koleksi, tetapi juga memastikan setiap artefak terlindungi, terpelihara, dan dapat dikembangkan untuk kepentingan edukasi publik. “Pamong Budaya itu sebenarnya pegawai museum yang diberi peran untuk melakukan upaya perlindungan, pengembangan, dan pelestarian koleksi museum. Bisa berupa koleksi cagar budaya ataupun artefak lainnya,” ujarnya.

Selama beberapa tahun terakhir, Museum Mpu Tantular aktif menambah koleksi baru, baik melalui pengadaan resmi maupun hibah masyarakat. Namun, menurut Syaiful, tidak semua benda bersejarah dapat langsung diterima sebagai koleksi. Setiap artefak harus melalui kajian mendalam untuk menilai keaslian, kelayakan, dan kesesuaiannya dengan tema pameran. “Tidak serta merta benda kuno yang dibawa ke museum bisa langsung diterima. Kami harus memastikan sesuai dengan storyline pameran dan juga punya nilai penting untuk dilestarikan,” katanya.

Hingga tahun 2025, museum ini telah memiliki 15.303 koleksi, jumlah tersebut meningkat dibandingkan tahun 2023 lalu, yakni sebanyak 15.271 koleksi. Salah satu koleksi unggulan yang menjadi kebanggaan museum adalah Surya Stambha, artefak langka dari Nusa Tenggara Timur yang berukuran sekitar 1,5 meter. “Di tempat asalnya, sudah tidak ada lagi yang sebesar itu. Karena itu, Surya Stamba termasuk salah satu masterpiece kami,” tutur Syaiful.

Dari sisi kunjungan, museum yang berlokasi di Sidoarjo ini menunjukkan peningkatan signifikan dalam tiga tahun terakhir. Setelah sempat anjlok akibat pandemi—dari 43.095 pengunjung pada 2019 menjadi hanya 7.593 pada 2021—jumlah pengunjung kembali melonjak menjadi 52.931 pada 2023 dan 47.037 pada 2024. Secara keseluruhan, tingkat kunjungan museum ini tumbuh rata-rata 3 hingga 5 persen setiap tahun.

Syaiful menyebut, kenaikan jumlah pengunjung tak lepas dari berbagai terobosan yang dilakukan pihak museum, seperti pembangunan fasad baru, penataan taman tematik yang terinspirasi dari Candi Belahan, serta peningkatan sarana dan prasarana yang menunjang kenyamanan pengunjung. “Ternyata spot-spot baru seperti fasad dan taman itu sangat diminati. Selain itu, dukungan program pemerintah seperti Merdeka Belajar juga sangat membantu,” katanya.

Melalui program Merdeka Belajar, sekolah-sekolah diarahkan untuk mengenalkan kearifan lokal kepada siswa. Museum pun menjadi salah satu destinasi referensi kegiatan belajar tersebut. “Banyak sekolah yang datang karena mereka diminta belajar langsung tentang warisan budaya daerah. Itu membuat museum lebih hidup,” ujar Syaiful.

Dengan inovasi yang berkelanjutan dan dukungan publik, Museum Mpu Tantular kini tak hanya menjadi tempat penyimpanan benda bersejarah, tetapi juga ruang interaktif yang menghubungkan masa lalu dengan generasi masa depan. 

Tombol Google News

Tags:

Hari Museum Nasional Mpu Tantular sidoarjo museum