KETIK, BATU – Arca Ganesha di Desa Torongrejo, Kecamatan Junrejo, Kota Batu merupakan bukti upaya warga daerah tersebut hidup harmonis dengan alam. Peninggalan masa lampau ini menunjukkan niat mereka untuk bisa meredam amukan Sungai Brantas.
Bagi Kota Batu, aliran Sungai Brantas memberikan denyut kehidupan. Bahkan, menurut sebuah penelitian, pusat-pusat peradaban kuno di Kota Batu bermula dari tepian sungai terpanjang kedua di Pulau Jawa tersebut.
Namun, Brantas juga kerap mendatangkan bahaya. Konon, beberapa kali sungai yang bersumber di daerah Bumiaji, Kota Batu ini mengamuk dan menimbulkan korban.
Salah satu wilayah yang kerap menjadi saksi amuk Sungai Brantas adalah wilayah Torong Rejo, tak jauh dari lokasi arca ini berada. Di tempuran atau pertemuan antara Sungai Brantas dan Kali Lanang ini dikabarkan kerap terjadi banjir bandang.
Lokasi arca Ganesha Torongrejo yang berada di tengah perkebunan warga. Sekitar 100 meter dari arca tersebut, terdapat pertemuan aliran Sungai Brantas dan Kali Lanang. (Foto: Dendy Ganda/Ketik.com)
Arca Ganesha yang berada di Torong Rejo ini memiliki tinggi 140 sentimeter dan lebar 85 sentimeter.
Menurut salah seorang arkeolog dari Badan Pengembangan Kebudayaan (BPK) Wilayah 11 Jawa Timur, arca ini berasal dari jaman Kediri, abad ke-12 Masehi. Hal ini bisa terlihat dari bentuk dan ragam hiasan pada arca tersebut.
"Ada hiasan bermotif tengkorak sedang menggigit bulan. Hiasan ini bernama chandrakapala, yang merupakan lambang Dewa Siwa, tapi lambang ini juga digunakan pada masa Kerajaan Kediri era Raja Bameswara," kata Wicaksono Dwi Nugroho, arkeolog BPK 11, di channel youtube Arkeovlog.
"Di beberapa prasastinya, Raja Bameswara menggunakan chandrakapala," sambungnya.
Sementara itu, sejarawan Universitas Negeri Malang, M. Dwi Cahyono, menyebut arca Ganesha ini merupakan upaya warga sekitar tempuran untuk meredakan amuk Sungai Brantas, yang kerap melanda mereka.
"Dalam agama Hindu, fungsi khusus Ganesha demikian dinamai dalam bahasa Sanskreta dengan Vicnesvara, yang berarti: Penguasa Rintangan, Dewa Penguasa Rintangan, atau dapat juga dirtikan sebagai penolak bahaya," kata Dwi.
Arca Ganesha yang berfungsi menolak bahaya ini juga ditemukan di sejumlah lokasi lain, termasuk di lereng selatan Gunung Semeru.
"Selain itu, ada arca Ganesha berdiri di Karangkates, yang berada di tepian jeram curam Kali Lahor, arca Ganesha di kompleks Candi Penataran, dan beberapa arca lain," tandasnya.
