KETIK, SIDOARJO – Sudah 12 hari berlalu. Sukirman terus menunggu. Di antara kepasrahan, kesedihan, dan rasa kehilangan, warga RT 1/RW 1, Desa Singopadu, Kecamatan Tulangan itu, mengaku lega kabar kepastian datang pada Kamis (9 Oktober 2025). Putranya, Fairuz Shirodjudin, telah dikenali. Reruntuhan beton Musala Ponpes Al Khoziny merenggut nyawa remaja 16 tahun itu.
Fairuz adalah satu di antara 67 korban tewas akibat tragedi ambruknya gedung 3 lantai di Pondok Pesantren Al Khoziny, Desa Siwalan Panji, Kecamatan Buduran, pada Senin (29 September 2025) lalu. Jenazahnya ditemukan pada hari-hari terakhir pencarian oleh Tim SAR Basarnas.
”Alhamdulillah, waktu itu anak saya sedang berpuasa Senin-Kamis,” ungkap Sukirman kepada anggota DPRD Sidoarjo H Dhamroni Chudlori yang bertakziah ke rumahnya pada Jumat (10 Oktober 2025).
Dhamroni pun membenarkan bahwa Fairuz meninggal dalam kondisi yang mulia. Sedang salat berjamaah di musala yang ambruk itu. Begitu pula para santri lain yang gugur saat menimba ilmu di pondok pesantren.
Sukirman, ayah Fairuz Shirodjudin, bertemu anggota DPRD Sidoarjo Dhamroni Chudlori yang bertakziah ke rumah korban ambruknya bangunan di Ponpes Al Khoziny pada Jumat (10 Oktober 2025). (Foto: Fathur Roziq/Ketik.com)
”Insya Allah syahid,” kata Dhamroni Chudlori yang datang bersama perangkat Desa Singopadu, tenaga kesehatan, pendamping Program Keluarga Harapan (PKH).
Sukirman tetap berusaha tersenyum. Tabah. Namun, sang istri, Febri Kurniyati Ningsih, terlihat belum mampu menghapus kesedihan. Perempuan berkerudung itu duduk bersandar di dinding. Tatapan matanya terlihat kosong. Wajahnya tertunduk.
Kehilangan putra tercinta benar-benar mencengkeram batinnya sebagai seorang ibu. Begitu ada ibu-ibu lain yang mengucapkan duka cita dan ikut kehilangan, Febri Kurniyati langsung menangis. Dia sesenggukan.
”Sabar nggih Bu. Tabah,” ucap para pentakziah yang bergantian memeluk Febri. Tanda ikut berbela sungkawa sebagai orang tua.
Hingga Jumat pagi, Sukirman dan Febri Kurniyati menanti jenazah putra mereka tiba di rumah. Fairuz merupakan anak kedua. Dia punya saudara kembar perempuan bernama Fairuza Qurrotul Ainiya. Keduanya sama-sama duduk di kelas XI atau kelas 2 SMA.
Yang melegakan, mereka mendapat kabar bahwa jenazah Fairuz dijadwalkan tiba pada hari Jumat ini. Mereka menunggu untuk persiapan pemakaman dan doa tahlilan malam harinya.
Almarhum Fairuz Shirodjudin dikenal sebagai santri Ponpes Al Khoziny yang berprestasi dan berbakti kepada orang tuanya. (Foto: dokumen keluarga)
Pukul berapa tiba? ”Belum tahu. Kami nunggu kabar dari rumah sakit,” tutur Sukirman.
Jenazah Fairuz memang dibawa ke RS Bhayangkara Polda Jatim di Surabaya. Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Jatim telah berhasil mengenali jenazah Fairuz serta santri-santri lainnya melalui proses yang panjang.
Sebagai anggota DPRD Sidoarjo asal Tulangan, H Dhamroni Chudlori menyatakan dirinya ikut berbela sungkawa sedalam-dalamnya atas musibah yang dialami keluarga Sukirman dan Febri Kurniyati. Legislator PKB itu siap membantu bila keluarga itu masih membutuhkan bantuan. Atau, mendapat kesulitan terkait musibah ini.
”Monggo kontak saya kalau ada apa-apa. Insya Allah saya usahakan bantu,” ucap Dhamroni. (*)