Akademisi Bidang Geospasial Rumuskan Penguatan Penggunaan Teknologi AI pada Forum Ilmiah Malang

3 Oktober 2025 17:53 3 Okt 2025 17:53

Thumbnail Akademisi Bidang Geospasial Rumuskan Penguatan Penggunaan Teknologi AI pada Forum Ilmiah Malang
Ketua ISI Muchammad Masykur membuka forum ilmiah akademisi Geospasial di Hotel Harris Malang (Aris ketik)

KETIK, MALANG – Ikatan Surveyor Indonesia (ISI) bidang geospasial menegaskan forum ilmiah membahas tantangan penggunaan Artificial intellegence (AI) kecerdasan buatan.

Pada forum ilmiah yang diadakan di Hotel Harris Malang ini diikuti sebanyak 200 peserta yang dihadiri beberapa kalangan, mulai akademisi, praktisi, perwakilan pemerintah, hingga stakeholder lainnya.

Mengusung tema 'The Future Landscape of Geospatial AI-driven for Sustainable Development Goals Technologies', peneliti geospasial juga merumuskan tantangan di masa mendatang, termasuk kaitannya penggunaan Artificial Intellegence (AI).

Ketua Umum ISI 2024–2027 Muchammad Masykur menegaskan, bahwa forum ini menghadirkan terobosan baru, tidak hanya menghasilkan prosiding, tetapi juga mendorong publikasi di jurnal ilmiah. Ia berharap, forum ini menjadi wadah kolaborasi yang nyata untuk menjawab tantangan geospasial di era AI.

"Forum ini sekaligus menjawab tantangan geospasial di era AI, hingga berujung peningkatan kapasitas SDM, penguatan infrastruktur, hingga pemenuhan aspek etika dan privasi," ucap Muchamad Masykur, melalui keterangannya pada Jumat 3 Oktober 2025.

Sinergi antar pihak ini membuat nilai Geospasial AI mampu memberikan nilai tambahan bagi pembangunan nasional dan mendukung capaian Suista.

Foto Forum ilmiah akademisi bidang geospasial di Malang (Aris ketik)Forum ilmiah akademisi bidang geospasial di Malang (Aris ketik)

Dengan sinergi seluruh pihak, GeoAI diyakini mampu memberi nilai tambah bagi pembangunan nasional dan mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) atau tujuan pembangunan berkelanjutan.

"Inilah saatnya surveyor Indonesia berdiri di garis depan, menghadirkan solusi nyata bagi bangsa dan memberi kontribusi berkelas dunia,” ucapnya.

Di sisi lain, Rektor Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang Awan Uji Krismanto mengungkapkan, forum ini sebagai ruang strategis bagi dunia akademik dan industri. Menurutnya, peluang AI di bidang survei dan pemetaan sangat besar, mulai dari otomatisasi hingga analisis data spasial yang lebih cepat dan akurat. Namun, ia mengingatkan adanya tantangan serius.

“Kesenjangan kapasitas SDM dalam menguasai AI, keterbatasan infrastruktur, serta persoalan etika dan perlindungan privasi harus menjadi perhatian. Semua ini bisa diatasi dengan sinergi kuat antara praktisi, profesional, dan pendidikan tinggi,” tutur Awan Uji Krismanto, secara terpisah.

Sementara itu, Joko Irianto, Asisten Ekonomi dan Pembangunan Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Timur, menekankan relevansi forum ini terhadap isu global. Joko menambahkan, teknologi geospasial dan AI berperan penting dalam mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), mulai dari mitigasi perubahan iklim, tata ruang perkotaan, ketahanan pangan, hingga sistem kebencanaan yang lebih adaptif

Pada forum geospasial itu juga diisi pembicara dari Direktorat Jenderal Survei dan Pemetaan Ir. Virgo Eresta Jaya, dan beberapa pembicara lain yang berlangsung pada Rabu 2 Oktober 2025.(*)

Tombol Google News

Tags:

Akademisi Geospasial forum ilmiah Kota Malang Institut Teknologi Nasional