Tragedi Ponpes Al Khoziny

108 Korban Berhasil Dievakuasi Setelah Empat Hari Pencarian, 59 Orang Diduga Masih Terjebak

2 Oktober 2025 18:10 2 Okt 2025 18:10

Thumbnail 108 Korban Berhasil Dievakuasi Setelah Empat Hari Pencarian, 59 Orang Diduga Masih Terjebak
Proses pencarian korban ambruknya gedung 3 lantai Ponpes Al Khoziny, Kamis, 2 Oktober 2025. (Foto: Khaesar/Ketik)

KETIK, SIDOARJO – Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Suharyanto memastikan proses pencarian dan pertolongan korban ambruknya bangunan tiga lantai Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Buduran, Kabupaten Sidoarjo, kini memasuki tahap evakuasi menggunakan alat berat. Menurut data BNPB tercatat ada 108 korban yang berhasil dievakuasi selama empat hari.

“Alhamdulillah, kemarin kan kita ada 15 titik, 8 itu hitam (meninggal), 7 merah (kritis). Perkembangannya, dari 7 titik merah itu berhasil diselamatkan 5, sehingga 2 sisanya dinyatakan hitam,” kata Suharyanto, Kamis, 2 Oktober 2025.

Hingga hari ini, BNPB mencatat sebanyak 108 korban. Dari jumlah tersebut, 103 orang berhasil diselamatkan dan saat ini masih dirawat di rumah sakit, sedangkan lima korban dinyatakan meninggal dunia. Adapun jumlah korban yang masih belum ditemukan dan tercatat dalam data sementara mencapai 59 orang.

“Kita tidak tahu di mana posisi 59 orang itu. Mudah-mudahan mereka tidak berada di bawah reruntuhan. Ada kasus orang tua menangis kehilangan anaknya, ternyata anaknya ditemukan selamat di tempat lain. Kita berdoa semoga kali ini juga begitu,” ujarnya.

Menurut Suharyanto, upaya pencarian manual sudah dilakukan secara maksimal dengan dukungan teknologi. Basarnas menerjunkan alat-alat canggih, termasuk drone thermal dan peralatan sensor suara. Bahkan pada Rabu, 1 Oktober 2025 malam, lokasi pencarian disterilkan untuk memastikan kondisi hening agar alat deteksi dapat bekerja optimal.

“Namun sampai pagi tadi tidak ada tanda-tanda kehidupan. Tim gabungan akhirnya memutuskan untuk melanjutkan ke tahap evakuasi menggunakan alat berat,” ucapnya.

Meski demikian, ia menegaskan penggunaan alat berat tetap dilakukan secara hati-hati, tidak sekaligus membersihkan reruntuhan, tetapi bertahap untuk memastikan keamanan dan kemungkinan ditemukannya jenazah.

Dalam proses ini, tim gabungan yang terlibat mencapai 212 personel, terdiri atas unsur TNI, Polri, Basarnas, ITS, tenaga ahli teknik sipil, serta relawan berpengalaman dalam penanganan evakuasi bangunan runtuh.

Sebelum memutuskan penggunaan alat berat, BNPB dan tim gabungan telah berdialog dengan keluarga korban. Menurut Suharyanto, keluarga korban secara bulat menyatakan pencarian manual sudah cukup dilakukan.

“Tidak ada satu pun keluarga yang meminta pencarian korban hidup dilanjutkan. Mereka meminta segera dilakukan evakuasi dengan alat berat. Keputusan itu juga kami tuangkan dalam berita acara yang ditandatangani perwakilan keluarga,” jelasnya.

Suharyanto menegaskan, setiap jenazah yang ditemukan akan segera ditangani sesuai dengan tata cara agama dan kepercayaan masing-masing. Proses evakuasi akan terus dilakukan sampai seluruh reruntuhan bersih dan korban ditemukan.

“Kita tidak bisa memastikan apakah 59 itu semua korban, mudah-mudahan tidak sebanyak itu. Kita semua masih percaya keajaiban Tuhan,” pungkasnya. (*)

Tombol Google News

Tags:

Ponpes Al Khoziny Pondok pesantren kejadian di Sidoarjo sidoarjo Al Khoziny Bnpb