KETIK, MALANG –
Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XI menggelar Seminar Nasional Wilwatikta Acarita 2025 dengan tema “Interpretasi Wilwatikta dalam Karya Fiksi dan Gaya Hidup di Wilwatikta”.
Acara digelar di Aula Gedung A Fakultas Ilmu Budaya Universitas Brawijaya pada Jumat, 14 November 2025.
Seminar ini juga bagian dari gerakan kebudayaan yang ingin memodernisasi cerita tradisional sebagai identitas bangsa, sehingga lebih relevan dan mudah dicerna oleh generasi muda masa kini.
Salah satu contoh modernisasi cerita Wilwatikta yang menarik perhatian adalah Webtoon “Majapahit Titik Temu Waktu”, adaptasi dari Forgive Me For Loving You, yang sudah dibaca 1,5 juta pembaca.
Cerita ini menyoroti Maharaja Hayam Wuruk, pemimpin berwibawa dengan banyak sisi kepribadian, yang didampingi Patih legendaris Gajah Mada.
Ilustrator webtoon, Gita Adjipersadani, menekankan bahwa digitalisasi Wilwatikta melalui ilustrasi dan konten visual modern bisa dilakukan tanpa menghapus konteks sejarah.
“Dengan medium Webtoon yang semakin populer, sejarah bisa direinterpretasi sehingga mampu menarik kembali minat masyarakat untuk mempelajarinya,” ujarnya.
Menurut Gita, identitas bangsa yang melekat pada Wilwatikta justru dapat semakin ditekankan melalui komik Webtoon. Ia melihat globalisasi sebagai peluang, bukan tantangan.
“Dengan menuangkan nilai sejarah secara modern, kita dapat mempertahankan budaya lokal melalui siluet dan visual yang lebih kekinian,” tambahnya.
Proses kreatif pembuatan Majapahit Titik Temu Waktu melalui beberapa tahapan, mulai dari kurasi cerita hingga desain karakter.
“Kami berusaha menghadirkan kesan modern dan relevan dengan tren, tetapi tetap menjaga nilai sejarahnya,” jelas Gita.
Ia juga menyoroti pemilihan unsur fashion karakter yang mengombinasikan motif kain tradisional serta warna-warna yang menyesuaikan dengan bendera Wilwatikta (Majapahit).
Upaya ini dinilai mampu memberikan dampak luas terhadap penguatan identitas budaya bangsa, terutama bagi generasi muda.
“Mereka mengenali identitas bangsa melalui fiksi webtoon. Dari rasa penasaran, mereka mulai ingin tahu lebih jauh—apa saja peninggalannya, siapa saja raja-rajanya,” tegasnya.
Melalui reinterpretasi cerita sejarah Wilwatikta ini, diharapkan minat masyarakat untuk meneliti dan memahami sejarah dapat tumbuh semakin kuat.
