KETIK, MALANG – Fakultas Pertanian dan Fakultas Teknik Universitas Islam Malang (Unisma) mendatangkan profesor dari Universiti Teknologi Malaysia (UTM) untuk membahas penggunaan AI dalam akademik. Salah satunya penulisan riset dengan bantuan AI.
Rektor Unisma, Prof Junaidi menjelaskan selama ini dosen tak hanya dituntut untuk mengajar, namun juga melakukan penelitian yang terpublikasi jurnal bereputasi internasional. Hadirnya AI mempermudah dosen dalam menuntaskan pekerjaan tersebut.
"Sekarang dengan berbagai perkembangan teknologi sampai pada AI maka akan banyak terbantu pada kegiatan research, dan kegiatan publikasinya. Dosen bisa mencari referensi, topik-topik penelitian yg up to date," ujarnya, Jumat 19 September 2024.
Prses penulisan laporan penelitian pun tak lepas dari bantuan AI. Namun kindisi tersebut juga menimbulkan tantangan tersendiri bahwa dosen harus mengedepankan etika dalam menulis maupun melakukan riset dengan bantuan AI.
"Kalau tidak hati-hati, kita akan terpeleset bahwa yang ditulis bukan karya kita, tapi karya AI. Rambu-rambunya sedang kita bahas supaya tulisan itu tetap karyanya dosen. AI hanya membantu proses penulisannya, bukan mengganti menuliskan," tegasnya.
Dalam seminar internasional dan workshop bertema AI for Academics: A Practical Guide to Writinh Research Papers Efficiently and Ethically, menghadirkan Prof TS. Dr. Muhammad Hisyam Lee.
Prof Junaidi menegaskan bahwa kini dosen Unisma didorong untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas riset. Untuk itu harus disertai dengan literasi digital yang kuat.
Unisma juga memiliki rambu-rambu integritas akademik. Apabila karya yang dihasilkan akan dipublikasi ke dalam jurnal, maka terdapat mekanisme tersendiri untuk mendeteksi bahwa tulisan tersebut merupakan karya original.
"Kalaupun karna suatu hal lolos, pada saat artikel itu akan dipakai untuk kenaikan pangkat, mesti diseleksi lagi oleh tim integritas, mereka akan melacak. Sehingga sangat berlapis proses seleksinya," tegasnya.
Dekan Fakultas Pertanian Unisma, Anis Rosyidah menjelaskan bahwa penggunaan AI meskipun membawa efisiensi namun harus tetap beretika. Ia tak memungkiri bahwa AI telah menjadi keniscayaan dalam dunia akademik.
"Efisien jelas, karena memang kita dimudahkan dalam hal dalam mencari literatur, mengolah data supaya tidak plagiasi, juga sangat dimudahkan. Cuma kita gak boleh terlena bahwa AI ini hanya alat saja. Tetap yang sebagai penelitinya adalah dosen," sebutnya.
Melalui seminar dan workshop tersebut menjadi komitmen fakultas dalam meningkatkan kapasitas akademik dosen dan mahasiswa. Bahkan jejaring internasional pun turut diperkuat.
"Kami berharap bahwa civitas akademika Fakultas Pertanian mampu memanfaatkan AI sebagai alat bantu dalam penelitian dan publikasi ilmiah. Namun tetap berpegang pada nilai-nilai integritas akademik," pungkasnya.(*)