KETIK, MALANG – Pada tanggal 29 Oktober 2025, Kegiatan Pengenalan Program PASTI Bersama Jurnalis Media Lokal yang berada di Hotel Tuwuh Malang menjelaskan bahwa media juga berperan penting untuk mengurangi angka stunting.
Program PASTI menjadi program yang bertujuan untuk percepatan pencegahan dan penurunan stunting dan perbaikan status gizi di Indonesia hingga Januari 2027.
Program ini adalah program kemitraan antara Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/BKKBN dengan, Atanoto Foundation, PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMMAN), dan PT Bank Central Asia Tbk dan diimplementasikan oleh Wahana Visi Indonesia dan Yayasan Cipta.
Program PASTI telah menjangkau dua provinsi di Indonesia, yaitu Kalimantan Barat dan Jawa Timur. Tepatnya di Kabupaten Ngawi dan Kabupaten Malang. Dua wilayah ini menjadi prioritas dengan angka stunting yang masih menjadi perhatian.
Menurut data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2024, 14,7% angka stunting pada bayi di Jawa Timur. Kondisi ini menunjukan bahwa kondisi gizi anak di Indonesia masih belum teratasi. Dengan kondisi stunting akan berisko pada perkembangan otak, produktivitas, dan potensi anak di masa depan.
Sasaran utama untuk program pencegahan stunting adalah calon pengantin, ibu hamil, dan baduta. Selain itu, kolaborasi antara Pemerintah, Masyarakat, Akademisi, Dunia Usaha, dan Media menjadi upaya untuk mencegah adanya peningkatan stunting.
Pencegahan stunting bukan dimulai dari ketika anak sudah lahir atau bayi, namun dimulai dari 1000 hari pertama kehidupan. Sehingga, mulai dari bayi masih di dalam kandungan ibunya, pemenuhan gizi baik adalah suatu keharusan.
Dokumentasi kegiatan Pengenalan Program PASTI Bersama Jurnalis Media Lokal pada Rabu, 29 Oktober 2025. (Foto: Humas Yayasan Cipta)
Program ini memiliki tiga pilar utama: intervensi gizi berbasis lokal, edukasi kesehatan remaja, dan penguatan kelembagaan di tingkat desa hingga kabupaten.
Dalam hal ini, Program PASTI memberikan akses langsung pada anak dan ibu hamil, kemudian memberikan kualitas layanan, serta Gizi Berbasis Masyarakat seperti mengelola makanan yang tersedia di daerah tersebut.
Dengan demikian, program ini bukan hanya memberikan makanan bergizi, tapi juga melatih ibu atau calon ibu untuk bisa membuat makanan bergizi dengan bahan yang tersedia di daerah tempat tinggal.
Peningkatan pengetahuan pada remaja terutama terkait Gizi juga menjadi upaya untuk pencegahan dan pengurangan angka stunting.
"Program PASTI ini berhasil mendampingi 29 desa dan menjadi dasar perluasan ilmu terkait gizi di Kabupaten Malang. Dengan model Dapur Sehat Atasi Stunting (DASHAT) ke 89 desa tambahan dan menjadi 118 desa kini terlibat dalam percepatan penurunan stunting," jelas Aniswanty selaku perwakilan Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB).
Dari data 2025, terdapat 2,592 Dewasa, 842 Remaja, dan 541 Baduta yang menerima Manfaat Program PASTI.
Program PASTI memberikan pelatihan kepada 90 kader TPK (Tim Pendamping Keluarga) dan melakukan KPP (Kampanye Perubahan Perilaku) kepada 2,444 orang tua atau pengasuh dan ibu hamil. Dari upaya ini, terdapat sebanyak 97,6 persen mengalami peningkatan pengetahuan.
Dulu banyak orang tua yang memberikan makan anak yang penting kenyang tidak melihat kandungan gizi yang didapatkan tapi setelah mengikuti pelatihan dan praktik bersama, mereka memiliki perubahan pemahaman untuk mulai memperhatikan kualitas makanan.
Setelah ada program DASHAT terdapat 72,7% baduta yang meningkat berat badannya minimum 200 gram dan 80,3% baduta dengan berat normal.
Dengan adanya program PASTI membuat adanya pengurangan angka stunting. Sehingga, banyak anak-anak yang memiliki gizi baik dengan bertahap sehingga bisa meningkatkan kemajuan suatu wilayah.(*)
