KETIK, SIDOARJO – Mesin-mesin excavator masih menderu. Delapan hari sejak musala Ponpes Al Khoziny ambruk (29 September 2025), Tim SAR bekerja keras hampir tanpa henti. Pencarian baru akan dihentikan pada Selasa (7 Oktober 2025) jika semua korban ditemukan. Harus tuntas.
”Kami bersama seluruh unsur TNI, Polri, BPBD, dan relawan sudah bekerja maksimal sejak hari pertama. Targetnya, evakuasi dapat diselesaikan besok (hari ini),” ujar Bupati Sidoarjo Subandi pada Senin (6 Oktober 2025).
Bupati Subandi memberikan perhatian penuh atas terjadinya musibah ambruknya gedung Ponpes Al Khoziny di Desa Siwalan Panji, Kecamatan Buduran, Kabupaten Sidoarjo, ini. Setiap hari lokasi didatangi. Para korban juga disambangi dan dibantu.
Pemkab Sidoarjo bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) berkomitmen segera menuntaskan seluruh proses penanganan darurat. Evakuasi dituntaskan pada Selasa (7 Oktober 2025) ini.
Bupati Subandi menambahkan, Pemkab Sidoarjo juga memastikan seluruh kebutuhan logistik dan dukungan kesehatan bagi petugas serta keluarga korban tetap terpenuhi. Dia menyatakan berterima kasih dan sangat mengapresiasi kerja keras seluruh personel. Mereka terus bertugas 24 jam di lokasi kejadian.
Bupati Sidoarjo Subandi bersama Sekdaprov Adhi Karyanto menyaksikan proses evakuasi korban ambruknya Musala Ponpes Al Khoziny pada Senin sore (6 Oktober 2025). (Foto: Kominfo Sidoarjo)
Deputi Penanganan Bencana Darurat BNPB Mayjen TNI Budi Irawan menegaskan, Selasa hari ini menjadi momentum penting dalam penyelesaian tahap akhir evakuasi. Seluruh proses evakuasi dirampungkan.
Semua tim gabungan dikerahkan penuh dengan dukungan alat berat. Pendataan oleh pengelola pondok pesantren diperlukan untuk memastikan tidak ada korban yang tertinggal.
Menurut Budi Irawan, sinergi antara BNPB, BPBD, dan pemerintah daerah menjadi kunci utama dalam menjaga kecepatan dan ketepatan penanganan kejadian yang menelan puluhan korban meninggal dan ratusan luka-luka ini. BNPB telah menyiapkan langkah-langkah lanjutan untuk mendukung pemulihan pascabencana di kawasan tersebut.
”Saat ini sudah 75 persen proses evakuasi terselesaikan sehingga tinggal 25 persen lagi," jelasnya.
Menurut data BNPB hingga Senin malam (6/10/2025), jumlah yang dievakuasi mencapai 170 korban. Perinciannya, 104 orang selamat dan luka-luka serta 66 orang meninggal dunia.
Kepala Basarnas Marsda Mohammad Syafii mengatakan pencarian akan terus berlangsung selama 24 jam. Pencarian tidak akan berhenti sampai dipastikan tidak ada lagi korban. Operasi selesai jika lokasi kejadian sudah benar-benar bersih.
”Kalau benar-benar lokasi itu sudah bisa kita klirkan, saat itu Badan Nasional Penanggulangan bencana sudah bisa men-declare (mengumumkan) bahwa operasi Badan SAR Nasional bisa dinyatakan selesai,” tegas Syafii.
Proses evakuasi tetap dilakukan dengan hati-hati. Alat berat digunakan dengan penuh perhitungan untuk mencacah reruntuhan. Sebab, bangunan beton yang runtuh masih menyambung dengan bangunan lainnya.
”Material reruntuhan ini terkoneksi dengan bangunan di sebelah. Masih membutuhkan cutting terhadap struktur reruntuhan ini," jelasnya.
Kepala Basarnas Marsda Mohammad Syafii menyampaikan rencana dan hasil proses evakuasi di lokasi ambruknya musala Ponpes Al Khoziny, Sidoarjo. (Foto: Kominfo Sidoarjo)
Syafii menambahkan, musibah runtuhnya bangunan musala Ponpes Al Khoziny menjadi operasi khusus. Semua instansi terlibat. Instansinya sendiri sudah mengumumkan bahwa operasi kali ini akan diperpanjang.
Secara aturan, perpanjangan bisa dilakukan per tiga hari. Namun, jika korban sudah tidak ditemukan, operasi yang dilakukan Basarnas akan dihentikan. Operasi bisa saja diteruskan oleh instansi lain, seperti BNPB maupun Kementerian Sosial. (*)