KETIK, SURABAYA – Penggunaan nomor 1 dalam ajang Formula 1 (F1) memiliki sejarah panjang sebagai simbol prestise dan kebanggaan. Sejak era awal kejuaraan dunia, nomor tersebut secara turun-temurun diberikan kepada juara dunia bertahan untuk dipakai pada musim berikutnya.
Selama puluhan tahun, nomor 1 bukan sekadar identitas teknis, melainkan penanda bahwa pembalap yang mengenakannya merupakan yang terbaik pada musim sebelumnya.
Pada masa sebelum 2014, sistem penomoran mobil F1 ditentukan berdasarkan hasil musim sebelumnya. Pembalap yang meraih gelar juara dunia otomatis menggunakan nomor 1, sementara rekan setimnya memakai nomor 2.
Gelar tersebut membuat pembalap membawa nomor itu ke mana pun ia berkompetisi, bahkan jika berpindah tim pada musim berikutnya. Tradisi inilah yang menjadikan nomor 1 sebagai “mahkota” bagi seorang juara.
Perubahan terjadi pada 2014 ketika FIA (Fédération Internationale de l'Automobile) menetapkan aturan baru. Setiap pembalap diperbolehkan memilih nomor permanen antara 2 hingga 99 yang digunakan sepanjang kariernya. Meski begitu, nomor 1 tetap disediakan khusus bagi juara dunia bertahan, tetapi sifatnya opsional.
Akibatnya, nomor ini kerap tidak muncul di grid ketika juara dunia memilih mempertahankan nomor pilihannya. Contohnya Lewis Hamilton yang tetap memakai nomor 44 meski berstatus juara dunia.
Meski demikian, sebagian pembalap masih mempertahankan tradisi menggunakan nomor 1. Salah satunya Max Verstappen. Usai meraih gelar juara dunia, Verstappen menanggalkan nomor pilihannya, 33, dan memilih memakai nomor 1 sejak musim 2022.
Keputusan tersebut kembali menghidupkan simbol klasik yang sempat jarang terlihat di era nomor permanen.
Dalam sejarah panjang Formula 1, nomor 1 pernah melekat pada banyak pembalap legendaris. Nama-nama besar seperti Michael Schumacher, Ayrton Senna, Alain Prost, dan Mika Häkkinen pernah menggunakannya saat berstatus juara bertahan.
Di era modern, Sebastian Vettel memakai nomor 1 pada musim 2014 setelah meraih empat gelar beruntun. Sementara itu, Max Verstappen menjadi pembalap yang paling konsisten menggunakan nomor tersebut dalam beberapa musim terakhir.
Hingga kini, nomor 1 tetap menjadi simbol kehormatan meski tidak selalu hadir setiap musim. Tradisinya mengalami penyesuaian, tetapi maknanya tidak hilang. Angka tersebut tetap menjadi representasi tertinggi pencapaian seorang pembalap di ajang prestisius Formula 1.
Dengan aturan baru yang memberi kebebasan memilih nomor permanen, setiap kemunculan nomor 1 di lintasan semakin terasa istimewa.
