KETIK, MALANG – Persoalan pendanaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) membuat Nur Khusniyah Indrawati dosene Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Brawijaya (UB) akhirnya menawarkan crowdfunding hingga berhasil meraih gelar guru besar (Gubes). Nur Khusniyah dinobatkan sebagai Guru Besar bidang ekonomi oleh Senat Universitas Brawijaya.
Pada pemaparan ilmiahnya Nur Khusniyah mengangkat judul 'Transformasi Pembiayaan UMKM Melalui Crowdfunding: Sebuah Model Optimasi Menuju Kinerja Superior'.
Dirinya menjelaskan, peran UMKM di tengah perekonomian Indonesia. Menurutnya, sektor UMKM memang mendominasi struktur ekonomi dalam negeri, sehingga mampu menopang perekonomian, bahkan ketika pandemi Covid-19 lalu hingga gejolak global.
"Pertumbuhan pesat UMKM dari tahun ke tahun juga menghadapi tantangan, seperti inovasi dan teknologi, literasi digital, produktivitas, legalitas dan beragam masalah lainnya," kata Nur Khusniyah Indrawati, pada pemaparan ilmiahnya di Universitas Brawijaya.
Orasi ilmiah Nur Khusniyah Indrawati pada pengukuhan guru besar Universitas Brawijaya (Humas UB)
Nur Khusniyah menyebut, salah satu persoalan yang dihadapi UMKM adalah terkait pembiayaan. Pembiayaan ini memang menjadi kendala dalam pelaku UMKM mengembangkan usaha hingga menjadi naik kelas. Hal ini yang disadari betul, sehingga ia melakukan penelitian dan merekomendasikan crowdfunding atau pengumpulan donasi sosial sebagai alternatif pembiayaan bagi UMKM.
"Transformasi pembiayaan UMKM melalui crowdfunding menuju kinerja superior merupakan model baru yang melengkapi model lama yang sederhana," kata perempuan kelahiran Gresik, Jawa Timur ini pada Selasa 14 Oktober 2025.
Menurutnya, keterlibatan aktor-aktor pentahelix sebagai ekosistem yang memberikan dukungan secara teknis dan edukasi kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Maka sehubungan dengan implementasi crowdfunding, khususnya model crowdfunding online dengan memanfaatkan teknologi keuangan atau fintech.
“Kolaborasi antar aktor crowdfunding dan pentahelix memiliki efektivitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan koordinasi, dan komunikasi para aktor crowdfunding saja, serta mampu mengembangkan inovasi pengetahuan yang memiliki potensi bertransformasi menjadi produk yang bernilai dan bermanfaat bagi masyarakat," terangnya.
Ia berharap pemanfaatan dana donasi sosial untuk pelaku UMKM ini mampu menjadi alternatif pembiayaan modern UMKM, dalam menutup kesenjangan dan kesulitan akses terhadap sumber dana dari pihak eksternal.
"Ini bisa membuat UMKM dapat menjalankan operasionalnya dengan baik dan mencapai kinerja superior, serta bisa naik kelas," tukasnya. (*)