KETIK, HALMAHERA SELATAN – Program Teknologi, Ekonomi, Kampung, Administrasi, dan Digital atau TEKAD mulai digerakkan serius di Kabupaten Halmahera Selatan.
Dari total 60 desa lokus di Halmahera Selatan (Halsel), sebanyak 37 desa ditetapkan sebagai sasaran utama kegiatan demplot sepanjang 2025. Program ini dipasang sebagai motor penggerak ekonomi desa berbasis potensi lokal.
Sisanya, 23 desa, akan menyusul pada 2026. Pola bertahap dipilih agar pendampingan berjalan lebih fokus dan hasilnya terukur. Pemerintah daerah menempatkan TEKAD sebagai salah satu instrumen penting untuk menjawab stagnasi ekonomi desa.
Tak hanya demplot, tahun ini juga akan dibangun Rumah Inovasi Teknologi Desa (RITD) di dua titik. Desa Wayamiga diarahkan menjadi pusat pertanian terpadu. Sementara Desa Sebelei disiapkan sebagai sentra pengolahan kenari, komoditas khas yang selama ini belum digarap maksimal.
Fasilitator Kabupaten Monitoring dan Evaluasi Program TEKAD, Nasir Husen, mengatakan program ini dirancang untuk mengubah wajah ekonomi desa secara nyata.
“Tujuan utama TEKAD adalah mendorong peningkatan ekonomi desa. Tahun ini 37 desa kita jalankan untuk demplot, sedangkan 23 desa lainnya menyusul pada 2026,” kata Nasir saat pembukaan rapat koordinasi Program TEKAD di Ballroom Hotel Buana Lipu Senin 8 Desember 2025.
Ia menyebut, kehadiran RITD menjadi langkah strategis agar desa tak hanya menjadi lokasi produksi, tetapi juga pusat inovasi.
“Wayamiga kita fokuskan pada pertanian terpadu, sementara Sebelei untuk pengolahan kenari. Ini bukan sekadar proyek, tapi upaya membangun nilai tambah di desa,” ujarnya.
Nasir menegaskan, keberhasilan TEKAD tidak hanya bergantung pada anggaran dan pendamping, tetapi juga pada kesiapan pemerintah desa dan partisipasi warga.
“Kalau desa bergerak, ekonomi akan ikut bergerak,” cetus Nasir mengakhiri.
