KETIK, SURABAYA – Taylor Swift resmi merilis album studio ke-12 bertajuk The Life of a Showgirl pada Jumat, 3 Oktober 2025.
Album ini menjadi penanda kembalinya sang superstar pop dengan tema kehidupan gemerlap dan dunia pertunjukan di bawah sorotan publik.
Sejak dirilis, The Life of a Showgirl langsung mencatat kesuksesan besar.
Spotify, Apple Music, dan Amazon Music mengumumkan bahwa album ini menjadi yang paling banyak diputar dalam satu hari di tahun 2025, melampaui rekor sebelumnya yang dipegang The Tortured Poets Department.
Meski sukses secara komersial, album ini menuai beragam tanggapan.
Sejumlah pengamat dan penggemar menilai lirik-lirik dalam album ini terasa lebih lugas dan kurang memiliki kedalaman puitis seperti karya Swift sebelumnya.
Menanggapi kritik tersebut, Taylor Swift mengaku siap dan tidak merasa terbebani.
Dalam wawancara eksklusif bersama Zane Lowe di Apple Music, ia menegaskan bahwa dirinya justru menyambut segala bentuk perdebatan.
“Aku menyambut kekacauan. Aturan dalam dunia pertunjukan adalah: jika ini minggu pertama perilisan albummu dan seseorang menyebut namamu atau judul albummu, berarti mereka sedang membantumu,” ujarnya.
Swift juga menekankan pentingnya menghormati pandangan subjektif dalam seni.
“Aku sangat menghormati pendapat subjektif orang tentang seni. Aku bukan polisi seni. Semua orang bebas merasakan apa pun yang mereka inginkan,” tegasnya.
Ia menjelaskan bahwa gaya lirik yang berbeda kali ini mencerminkan fase hidupnya yang lebih bahagia dan penuh humor, berbeda di karya-karya sebelumnya.
“Aku tahu apa yang aku buat. Aku tahu aku menyukainya. Dan aku tahu bahwa dalam tema seorang showgirl, semua ini adalah bagian darinya,” ungkapnya.