Tasya Diva Kendang: Gadis Banyuwangi yang Robohkan Dominasi Pria di Panggung Musik Tradisional

9 November 2025 13:00 9 Nov 2025 13:00

Thumbnail Tasya Diva Kendang: Gadis Banyuwangi yang Robohkan Dominasi Pria di Panggung Musik Tradisional
Tasya Diva Kendang saat tampil di salah satu acara bersama grup musiknya. (Foto: Tasya for Ketik.com)

KETIK, BANYUWANGI – Panggung kendang selama ini identik dengan musisi pria. Alat musik yang melekat pada dangdut dan campursari itu seolah punya pagar tak tertulis: wilayahnya laki-laki.

Tapi tembok itu runtuh berkat satu nama yang kini viral di mana-mana: Natasya, atau yang akrab disapa Tasya Diva Kendang.

Gadis kelahiran Banyuwangi, 14 Juli 2003 ini hadir bukan sekadar sebagai pemain kendang. Ia jadi bukti hidup bahwa passion di dunia musik tak pernah mengenal batas gender.

Dengan pukulan bertenaga, vokal merdu, dan senyum yang tak pernah padam, Tasya jadi magnet baru di dunia hiburan. Kendang yang selama ini dianggap “musik pinggiran” ia sulap jadi tontonan yang segar, enerjik, dan punya daya tarik universal.

Dari Piano ke Kendang: Semua Berawal dari Rasa Bosan

Tak banyak yang tahu, perjalanan Tasya menjemput takdirnya sebagai pemain kendang bermula dari rasa bosan. Ia menghabiskan masa awal bermusiknya dengan piano dan gitar.

“Sebelum main kendang, aku sempat megang alat musik piano dan gitar,” cerita lulusan SMAN 1 Pesanggaran itu.

Namun, lama-lama alunan pop dan klasik terasa terlalu datar untuk jiwa eksplorasinya. “Kayaknya bosan deh cuma megang alat musik pop,” ujarnya.

Rasa jenuh itu justru membawa Tasya ke pintu baru: musik tradisional. Ia mulai ikut teman-temannya tampil di acara campursari. Di sana ia menemukan kendang, dan dalam hitungan waktu, langsung jatuh cinta.

“Aku tipe orang yang mudah banget main musik,” katanya.

Tasya mencoba kendang, dan benar saja, ia cepat menguasainya. Yang lebih mengejutkan, ia belajar sepenuhnya secara otodidak sejak kelas 1 SMA. Tanpa guru, tanpa privilese, tanpa latar keluarga seni. Hanya tekad dan naluri musikal.

Dua Peran Sekaligus: Pukulan Stabil, Suara Tetap Merdu

Salah satu ciri khas Tasya yang membuatnya viral adalah kemampuannya memainkan kendang sambil bernyanyi. Kombinasi ini bukan sesuatu yang umum dilakukan, bahkan oleh pemain kendang berpengalaman.

“Yang penting hafal lagunya, otomatis kita bisa menikmati,” jelasnya santai soal teknik sinkronisasi nada dan ketukan.

Namun di balik skill itu, ada satu hal lain yang melejitkan namanya: pembawaan di panggung. “Orang-orang suka aku main kendang sambil nyanyi karena mungkin lihat aku suka senyum ya di atas panggung. Jadi orang ikut bahagia,” ujar Tasya.

Senyumnya bukan sekadar gesture, tapi bagian penting dari pesona panggungnya.

Tak Gentar dengan Dominasi Musisi Pria

Meski banyak yang menyebut kendang sebagai dunia laki-laki, Tasya sama sekali tak merasa terintimidasi.

“Enggak mikir soal itu,” tegasnya. Baginya, kendang adalah hobi, dan ketika penonton menikmati penampilannya, itulah sumber energi paling besar untuk terus berkembang.

Kini, setelah lulus sekolah, Tasya fokus pada karier profesionalnya, baik solo maupun bersama grup musiknya, Natasya Music. Ratusan ribu pengikut di media sosial ia konversi menjadi panggung nyata: dari hajatan desa hingga festival besar di luar Pulau Jawa, bahkan sampai Maluku dan Sulawesi.

Simbol Generasi Baru yang Berani Berbeda

Tasya Diva Kendang adalah representasi anak muda yang berani menembus batas. Ia merobohkan stereotip, membuktikan bahwa perempuan bisa berdiri sejajar di panggung alat musik yang sering dianggap maskulin. Lewat bakat dan kerja keras, ia membawa kendang naik kelas, dari yang dulu sering dianggap “musik kampungan” menjadi karya yang patut dihargai.

Dengan senyum khas dan semangatnya yang tak pernah padam, Tasya bukan hanya memainkan kendang. Ia membawa harapan baru bagi musik tradisional Indonesia. Dan perjalanannya baru saja dimulai.

Tombol Google News

Tags:

Tasya Tasya Diva Kendang Content creator Banyuwangi tasya diva kendang banyuwangi kendang campursari