KETIK, JAKARTA – Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un memimpin pembangunan kapal selam rudal strategis bertenaga nuklir seberat 8.700 ton. Kabar itu dilaporkan Kantor Berita Pusat Korea (KCNA), Jumat 26 Desember 2025.
KCNA menyatakan kapal selam tersebut merupakan komponen inti dari "pencegahan perang nuklir" negara itu, yang dirancang untuk memberikan "serangan balasan tanpa ampun."
Laporan tersebut menggambarkan kapal selam sebagai perwujudan kebijakan pertahanan Pyongyang, yang diklaim "berdasarkan kekuatan ofensif terkuat."
Kim menyatakan kapal tersebut mewakili perubahan penting yang "menjamin diri kita sendiri dan bahkan musuh tentang tingkat pencegahan perang" yang telah dicapai.
Tujuannya adalah untuk menjamin respons yang menghancurkan terhadap serangan apa pun, dengan Kim memperingatkan musuh "akan menghadapi serangan balasan tanpa ampun jika mereka mencoba memilih opsi militer."
Pengumuman tersebut secara langsung dikaitkan oleh KCNA dengan kecaman Korea Utara terhadap rencana pengembangan kapal selam nuklir Korea Selatan sendiri, yang disebutnya sebagai "tindakan ofensif."
Hal ini menunjukkan kapal selam baru tersebut merupakan senjata taktis sekaligus sinyal strategis yang bertujuan menetralisir kemajuan yang dianggap dilakukan oleh Seoul dan sekutunya. (*)
