STIKOSA-AWS Luncurkan Program Digital Community Innovators, Cetak Inovator Sosial-Digital Muda

27 September 2025 20:02 27 Sep 2025 20:02

Thumbnail STIKOSA-AWS Luncurkan Program Digital Community Innovators, Cetak Inovator Sosial-Digital Muda
Program Digital Community Innovators (DCI) di Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi Almamater Wartawan Surabaya (STIKOSA-AWS), Sabtu (27/9/2025). (Foto: STIKOSA-AWS)

KETIK, SURABAYA – Dunia digital kian lekat dengan kehidupan generasi muda. Namun, tidak semua anak muda memiliki kesempatan yang sama untuk memanfaatkan teknologi sebagai ruang berkarya. Menjawab tantangan itu, Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi Almamater Wartawan Surabaya (STIKOSA-AWS) resmi meluncurkan program Digital Community Innovators (DCI), Sabtu (27/9/2025).

Program ini dirancang untuk melatih pemuda agar tidak sekadar menjadi pengguna teknologi, tetapi juga pencipta solusi sosial berbasis digital.

Ketua STIKOSA-AWS, Dr. Jokhanan Kristiyono, ST., M.Med.Kom., menyebut DCI sebagai ekosistem belajar yang mendorong pemuda tampil sebagai sociodigital changemaker.

Foto Program Digital Community Innovators (DCI) di  Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi Almamater Wartawan Surabaya (STIKOSA-AWS), Sabtu (27/9/2025). (Foto: STIKOSA-AWS)Program Digital Community Innovators (DCI) di Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi Almamater Wartawan Surabaya (STIKOSA-AWS), Sabtu (27/9/2025). (Foto: STIKOSA-AWS)

“Pemuda hari ini adalah digital native yang penuh energi. Namun, masih banyak yang hanya berhenti pada konsumsi. Melalui DCI, kami ingin mereka berani mencipta dan menghadirkan perubahan sosial nyata,” ujar Jokhanan.

Inovasi Teknologi, Budaya, dan Rekayasa Sosial

Berbeda dengan pelatihan digital biasa, DCI menggabungkan pendekatan teknologi, sosial, budaya, sekaligus pemahaman tentang masyarakat digital. Peserta diajak melihat bagaimana kehidupan sosial kini terhubung lewat jaringan digital—dari pola komunikasi, interaksi budaya, hingga dinamika ekonomi kreatif.

Salah satu mitra akademis LPPM, Novri Susan, S.Sos., MA., Ph.D., menegaskan bahwa program ini bukan sekadar pelatihan teknologi, tetapi juga bagian dari rekayasa sosial pada masyarakat digital.

“Masyarakat digital membutuhkan pendekatan sosial yang serius, bukan hanya teknis. DCI menjadi ruang untuk menguji bagaimana teknologi dapat membentuk interaksi, solidaritas, hingga kesadaran kritis generasi muda. Inilah bentuk rekayasa sosial yang relevan dengan tantangan era digital,” kata Novri Susan.

Selain membekali pemuda dengan keterampilan digital, DCI juga mempersiapkan generasi muda menghadapi era blockchain dan ekosistem Web3. Teknologi ini dipandang sebagai salah satu fondasi masa depan ekonomi digital—mulai dari transaksi keuangan, tata kelola data, hingga penciptaan identitas digital.

Peserta didorong menjadi anak muda enthusiast yang tidak hanya memahami tren blockchain, tetapi juga mampu memanfaatkannya untuk inovasi sosial, penguatan komunitas, serta penciptaan peluang kerja baru.

DCI memiliki lima pilar utama: Digital Developer Learning, Social Design Thinking, Sosiologi Digital dan Budaya, Research Capacity Building, serta Komunikasi Partisipatif.

Program berlangsung 6–12 bulan dengan metode hybrid, memadukan lokakarya tatap muka dan mentoring daring. Peserta merupakan tim kecil beranggotakan 3–5 pemuda berusia 17–30 tahun.
Luaran yang ditargetkan antara lain: produk digital (aplikasi, platform, AI tools), artikel riset sosial-digital, portofolio media kreatif (video, podcast, storymap), hingga blueprint bisnis sosial berbasis budaya lokal.

Program DCI digagas dan dijalankan di bawah koordinasi Pusat Penelitian (PUSLIT) Lembaga Penelitian, Pengabdian, dan Publikasi Masyarakat (LPPPM) STIKOSA-AWS. Untuk memperkuat ekosistemnya, DCI bekerja sama dengan berbagai mitra strategis, mulai dari akademisi lintas universitas, komunitas lokal, pelaku startup, hingga pemerintah dan sektor swasta.

Dengan hadirnya program ini, STIKOSA-AWS menegaskan komitmennya mendukung terwujudnya Youth Community Digital yang inklusif, partisipatif, berakar pada nilai budaya lokal, serta siap menghadapi dunia kerja digital dan teknologi masa depan, termasuk blockchain. (*)

Tombol Google News

Tags:

Digital Community Innovators dci Stikosa AWS