Sisi Positif Konflik PBNU Menurut Gus Nadir: Berlomba-lomba Membantu Korban Bencana Sumatera

20 Desember 2025 05:00 20 Des 2025 05:00

Thumbnail Sisi Positif Konflik PBNU Menurut Gus Nadir: Berlomba-lomba Membantu Korban Bencana Sumatera
Nadirsyah Hosen, mantan Rais Syuriah PCI NU Australia. (Istimewa)

KETIK, JAKARTA – Hingga kini, konflik terbuka diantara dua kubu di tubuh Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) belum menunjukkan tanda-tanda akan berakhir. Berbagai pihak berharap agar kedua belah pihak bisa segera melakukan perdamaian atau islah.

Seperti yang dikemukakan tokoh muda dan akademisi NU, Nadirsyah Hosen. Dalam tayangan di channel youtube milik mantan Menko Polkam Mahfud MD, Gus Nadir -sapaan akrabnya- menilai konflik ini harus segera diakhiri.

Meski demikia, Gus Nadir juga mencatat ada sisi positif yang jarang disorot publik. Dua kubu yang tengah bersitegang justru sama-sama menunjukkan kepedulian sosial dengan menyalurkan bantuan bagi korban bencana di Sumatera.

Baik kubu Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf maupun kubu Plt Ketua Umum PBNU Zulfa Mustofa sama-sama mengirimkan bantuan kemanusiaan.

“Ini sisi baiknya. Amaliah NU justru bertambah,” ujar Gus Nadir dengan setengah berkelakar, Jumat, 19 Desember 2025.

Menurutnya, meski konflik elite organisasi berlangsung tajam, semangat melayani umat dan membantu masyarakat terdampak bencana tetap berjalan.

Namun, Gus Nadir menegaskan bahwa konflik struktural tidak bisa dibiarkan berlarut-larut. Ia menyebut kebuntuan organisasi terjadi karena masing-masing pihak saling mengunci posisi, terutama dalam penafsiran Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART).

Ia menilai wacana islah atau rekonsiliasi sering kali berhenti pada jargon, tanpa kejelasan mekanisme. “Semua ingin islah, tapi begitu dibicarakan, langsung mentok pada pertanyaan: mekanismenya apa?” ungkap mantan Rais Syuriah PCI NU Australia ini.

Menurut Gus Nadir, perdamaian PBNU membutuhkan langkah konkret, bukan sekadar simbolik. Ia mengajak seluruh pihak untuk berpikir melampaui konflik jangka pendek dan melakukan reformasi internal agar NU tidak terus terjebak dalam siklus konflik yang berulang. Islah, tegasnya, harus bermuara pada kemaslahatan jam’iyah dan umat, bukan sekadar kompromi elite.

Tombol Google News

Tags:

Nadirsyah Hosen Gus Nadir konflik pbnu bencana sumatera Bencana Nasional banjir bandang Gus Yahya Zulfa Mustofa