KETIK, SURABAYA – Pohon Natal menjadi salah satu simbol yang mudah ditemui dalam perayaan Natal pada bulan Desember. Pohon ini kerap dimaknai sebagai lambang sukacita, dihiasi lampu warna-warni, berbagai ornamen, hingga bintang di puncaknya. Namun, di balik tampilannya yang meriah, pohon Natal memiliki sejarah panjang yang berakar dari tradisi kuno.
Jauh sebelum digunakan dalam perayaan Natal, pohon hijau khususnya pohon cemara telah dimuliakan oleh masyarakat Eropa kuno. Pada masa itu, pohon cemara dianggap sebagai simbol kehidupan dan harapan karena tetap hijau meski musim dingin berlangsung panjang dan keras. Tradisi menghias pohon ini berkaitan erat dengan ritual musim dingin yang menandai harapan akan datangnya musim semi.
Tradisi menghias pohon cemara seperti yang dikenal saat ini mulai berkembang di Jerman pada abad ke-16. Masyarakat setempat menghias pohon cemara di dalam rumah mereka sebagai bagian dari perayaan. Seiring berjalannya waktu, tradisi ini menyebar ke berbagai negara Eropa, kemudian ke Amerika, dan akhirnya dikenal luas di berbagai belahan dunia.
Dalam perkembangannya, makna pohon Natal turut mengalami penyesuaian dengan ajaran Kristen. Pohon yang selalu hijau dimaknai sebagai simbol kehidupan abadi, sementara cahaya lampu melambangkan harapan dan terang. Bintang yang diletakkan di puncak pohon Natal pun kerap diartikan sebagai penunjuk jalan serta simbol iman.
Selain memiliki makna simbolis, pohon Natal juga berperan sebagai sarana kebersamaan. Proses menghias pohon sering kali melibatkan seluruh anggota keluarga atau komunitas, sehingga menjadi tradisi yang mempererat hubungan dan menciptakan momen kebahagiaan bersama.
Di era modern, pohon Natal tidak hanya hadir dalam bentuk pohon asli, tetapi juga pohon buatan yang dinilai lebih praktis dan ramah lingkungan. Beragam bentuk, ukuran, dan desain pohon Natal terus berkembang mengikuti zaman dan selera masyarakat.
Dengan sejarah yang panjang dan makna yang mendalam, pohon Natal bukan sekadar dekorasi perayaan. Ia menjadi pengingat bahwa di balik gemerlap Natal, terdapat nilai-nilai harapan, kehidupan, dan kebersamaan yang terus diwariskan dari generasi ke generasi. (*)
