KETIK, MANGGARAI BARAT – Keindahan hamparan pasir berwarna pink di Long Beach Pulau Komodo, Nusa Tenggara Timur (NTT) menyelipkan kisah perjuangan perempuan bernama Marina. Ia merupakan warga asli Kampung Komodo yang telah berjualan sejak tahun 2019.
Setiap hari, Marina harus menempuh 1 jam perjalanan untuk melepaskan haus dahaga wisatawan yang hadir. Dari tempat tinggal ke Long Beach ia tempuh dengan kapal kecil yang disewa bersama beberapa rekannya.
Kelapa muda yang ia beli di Kampung Komodo mencapai harga Rp15.000 per buah. Terdapat tambahan ongkos kirim Rp20.000 tiap 10 buahnya.
"Saya berdagang di Long Beach sudah lama, mulai tahun 2019. Kelapanya beli di kampung lalu dibawa naik perahu. Saya jualnya Rp40.000," ijar Marina, Selasa 1 Juli 2025.
Marina tidak sendiri, ia bersama beberapa pedagang lain, menyusun warung-warung sederhana yang menjual aneka barang. Mulai dari minuman dingin, mie instan, hingga cinderamata seperti kaos, gelang, kalung, dan lainnya. Namun, kelapa muda jualannha tetap menjadi primadona.
"Pembelinya banyak yang dari lokal, luar negeri juga seperti Malaysia. Sering sepi di sini, ramainya saat liburan seperti libur sekolah, lebaran, atau tahun baru," lanjutnya.
Warung 10 milik Marina, sang penjual kelapa muda penghilang haus dahaga wisatawan. (Foto: Kiagus/Ketik)
Di Kampung Komodo itu, terdapat warga yang menanami kelapa, namun belum ada yang berbuah karena umur tanamnya yang masih muda.
"Di Long Beach gak bisa ditanami kelapa. Kalau di Kampung Komodo bisa tapi belum ada buahnya, butuh waktu lama," ucapnya.
Marina sendiri merupakan warga asli Kampung Komodo yang dihuni oleh lebih dari 500 kepala keluarga. Ia bersama warga kampung lainnya harus hidup berdampingan dengan satwa purba yakni komodo.
Tak jarang mereka harus berhadapan dengan komodo yang tak sengaja masuk ke perumahan warga. Mereka sudah lama menghuni kampung sejak jaman generasi tua sebelumnya.
"Gak tau kenapa ada penghuni di sana. Taunya ya dari kakek, dan rata-rata mereka muslim. Komodo sudah ada di Kampung Komodo. Kadang komodo sering ke kampung, karena jaraknya dekat," ucapnya.(*)