KETIK, PACITAN – Sejumlah sekolah negeri di Pacitan gagal memperoleh siswa didik baru pada Penerimaan Murid Baru (PMB) tahun ajaran 2025/2026.
Ketua Komisi II DPRD Pacitan, Rudi Handoko, menyatakan, hal itu tak bisa dibiarkan berlarut-larut, dan meminta Dinas Pendidikan (Dindik) segera ambil tindakan.
"Sebetulnya kami juga tidak kurang-kurang dalam melakukan koordinasi melalui rapat dengar pendapat (RDP) dengan Dinas Pendidikan," singgung Rudi, Jumat, 18 Juli 2025.
Komisi II, lanjut dia, dalam waktu dekat akan melakukan koordinasi langsung dengan Dindik untuk mendalami sejumlah faktor penyebab sekolah tidak mendapat peserta didik baru.
Rudi menyebut ada kemungkinan hal itu disebabkan oleh faktor demografi, distribusi sekolah, maupun menurunnya kualitas pendidikan.
"Apakah karena faktor demografi? atau memang sekolah itu sudah tidak ada muridnya karena dikelilingi sekolah lain? Ini harus dikaji secara menyeluruh," ujarnya.
Menurutnya, kualitas guru, sarana prasarana, serta kreativitas dan inovasi pihak sekolah juga turut menjadi indikator penting dalam keberlangsungan sebuah lembaga pendidikan.
Komisi II berencana akan melakukan peninjauan langsung ke lapangan untuk melihat kondisi riil yang terjadi.
"Kita harus menyelamatkan guru-guru yang mengabdi di sana. Karena di sisi lain, masih banyak sekolah yang justru kekurangan tenaga pendidik," tegasnya.
Sebagai langkah awal, pihaknya meminta Dindik untuk melakukan mapping atau pemetaan terhadap sekolah-sekolah yang mengalami kekurangan murid.
Dari sekitar 400-an lembaga pendidikan yang ada di Pacitan, ia mendorong agar segera diidentifikasi mana saja yang berpotensi mengalami masalah serupa.
"Mulai sekarang harus dikaji dari sisi jumlah siswa, kondisi wilayah, hingga fasilitasnya. Kalau dibiarkan, 1-2 tahun ke depan bisa jadi masalah lebih besar," jelasnya.
Soal penggunaan anggaran untuk pembangunan sekolah, Rudi meminta, Dindik perlu ada pertimbangan yang matang dalam menentukan prioritas, agar dana yang digelontorkan tidak sia-sia.
"Jangan sampai sekolah yang dapat anggaran besar justru tahun berikutnya tidak ada murid dan akhirnya tutup. Ini harus menjadi evaluasi bersama," pungkasnya.
Sebagai informasi, diantaranya SD Negeri di Pacitan yang mengalami krisis siswa tak mendapatkan murid saat PMB yakni, SDN 3 Gunungsari dan SDN 2 Gembong.(*)