Saparan Ki Ageng Wonolelo Ke-58, Bupati Harda Harap Masyarakat Sleman Lestarikan Budaya dan Tradisi

3 Agustus 2025 07:46 3 Agt 2025 07:46

Thumbnail Saparan Ki Ageng Wonolelo Ke-58, Bupati Harda Harap Masyarakat Sleman Lestarikan Budaya dan Tradisi
Bupati Sleman, Harda Kiswaya (pakai peci) saat menghadiri Kirab Pusaka Saparan Ki Ageng Wonolelo ke-58 pada Jumat 1 Agustus 2025 di Masjid dan Makam Ki Ageng Wonolelo. (Foto: Prokopim Sleman for Ketik)

KETIK, SLEMAN – Bupati Sleman, Harda Kiswaya menghadiri Kirab Pusaka Saparan Ki Ageng Wonolelo ke-58 pada Jumat 1 Agustus 2025 di Masjid dan Makam Ki Ageng Wonolelo, Widodomartani, Ngemplak, Sleman.

Acara ini merupakan upacara adat yang diadakan setiap tahunnya untuk memperingati dan mengenang jasa Ki Ageng Wonolelo.

Dalam kesempatan tersebut, Bupati Sleman membagikan apem sebagai salah satu simbol berbagi kepada masyarakat. Harda mengatakan upacara adat ini menjadi sarana merekatkan tali silaturahmi baik antar warga maupun antara warga dan trah (keluarga) Ki Ageng Wonolelo.

Sebagai salah satu penyebar agama Islam, Ki Ageng Wonolelo mempunyai nilai-nilai luhur yang perlu diteladani masyarakat.

"Jasa Ki Ageng Wonolelo dalam menyebarkan agama Islam di Kabupaten Sleman khususnya di Widodomartani Ngemplak perlu diteladani nilai-nilai luhurnya," ujar Harda.

Lebih lanjut, Harda mengapresiasi Upacara Adat Saparan Ki Ageng Wonolelo ini sebagai salah satu aset wisata budaya di Sleman yang mendapatkan predikat Warisan Budaya Takbenda Nasional pada tahun ini. Harda berharap upacara adat ini dapat lestari dan berlangsung khidmat serta meriah setiap tahunnya.

Sementara itu Ketua Panitia sekaligus Ketua Trah Ki Ageng Wonolelo, Kawit Sudiyono, menyampaikan upacara adat ini dilaksanakan untuk memperingati, menghormati, mendoakan, serta sebagai wujud darma bakti anak cucu kepada pepunden. Ia juga bersyukur Upacara Adat Saparan Ki Ageng Wonolelo mendapatkan predikat Warisan Budaya Takbenda Nasional.

Foto Sebar apem dari atas panggung tersebut adalah bagian dari upacara adat Saparan Ki Ageng Wonolelo yang dilaksanakan di Dusun Pondok Wonolelo, Desa Widodomartani, Ngemplak, Sleman, DI Yogyakarta. (Foto: Prokopim Sleman for Ketik)Sebar apem dari atas panggung tersebut adalah bagian dari upacara adat Saparan Ki Ageng Wonolelo yang dilaksanakan di Dusun Pondok Wonolelo, Desa Widodomartani, Ngemplak, Sleman, DI Yogyakarta. (Foto: Prokopim Sleman for Ketik)

"Saparan Ki Ageng Wonolelo sudah mendapatkan predikat Warisan Budaya Takbenda Nasional dengan nama apem wonolelo. Maturnuwun pendampingan bapak Bupati Sleman dan Dinas Kebudayaan Kabupaten Sleman," ujar Kawit.

Disebutkan, Ki Ageng Wonolelo atau Syekh Jumadigeno adalah anak dari Syekh Khaki atau yang dikenal sebagai Jumadil Qubro. Dia merupakan cucu dari Pangeran Blancak Ngilo, dan cicit dari Prabu Brawijaya V. Setelah memiliki ilmu yang cukup, Ki Ageng Wonolelo ditugaskan untuk menyebarkan agama Islam hingga mendirikan pondok Wonolelo.

Ki Ageng Wonolelo kemudian banyak mewariskan berbagai peninggalan berupa tapak tilas, pusaka, serta benda keramat lainnya. Warga Wonolelo selalu memperingati dan mengenangnya lewat upacara adat saparan dan kirab pusaka setiap tahunnya.

Dalam acara tersebut, Bupati Sleman juga menyampaikan bahwa Pemerintah Kabupaten Sleman akan terus mendukung dan melestarikan budaya dan tradisi yang ada di Sleman.

"Kami akan terus berupaya untuk melestarikan budaya dan tradisi yang ada di Sleman, sehingga dapat menjadi warisan budaya yang berkelanjutan," ungkap Harda Kiswaya.

Selain itu, Harda juga berharap agar masyarakat Sleman dapat memanfaatkan upacara adat ini sebagai sarana untuk memperkuat kekerabatan dan kebersamaan.

"Upacara adat ini dapat menjadi sarana untuk memperkuat kekerabatan dan kebersamaan di antara masyarakat Sleman," pungkas Bupati Harda. (*)

Tombol Google News

Tags:

Bupati Sleman Harda Kiswaya Kirab Pusaka Saparan Ki Ageng Wonolelo Widodomartani Ngemplak Sleman Pemkab Sleman