Run For Humanity Digelar di Solo, 4.500 Peserta Berlari untuk Palestina

5 Agustus 2025 20:10 5 Agt 2025 20:10

Thumbnail Run For Humanity Digelar di Solo, 4.500 Peserta Berlari untuk Palestina
Lebih dari 4500 orang ikut Run For Humanity Solo (Foto: Partner Laju Peduli )

KETIK, SURAKARTA – Setelah sukses digelar di Bandung pada Minggu, 4 Agustus 2025, ajang lari Run For Humanity kembali diselenggarakan di Kota Solo. Antusiasme warga Solo pun luar biasa, dengan jumlah peserta mencapai lebih dari 4.500 orang.

Acara ini digagas oleh NGO Partner Laju Peduli selaku mitra pelaksana program kemanusiaan untuk Palestina, dengan dukungan penuh dari Pemerintah Kota Solo.

Kegiatan ini tak hanya menjadi ajang olahraga, tetapi juga gerakan solidaritas untuk mendukung perjuangan kemanusiaan rakyat Palestina.

Tersedia dalam dua kategori –5K dan 10K-, Run for Humanity terbuka bagi semua kalangan, mulai dari pelari profesional, komunitas lari, selebritas, hingga keluarga bersama anak-anak.

 “Alhamdulillah, ini bukan sekadar ajang olahraga, tetapi gerakan nyata yang menyatukan hati dan langkah untuk membantu sesama,” ujar Direktur Utama Laju Peduli, Rizqi Dwi Putra.

Rizqi menambahkan, dukungan masyarakat Solo dan seluruh peserta menjadi bagian penting dari misi kemanusiaan Laju Peduli di Palestina.

Dalam kegiatan ini, panitia berhasil menghimpun donasi sebesar Rp155 juta, yang langsung diserahkan kepada Laju Peduli. Dana tersebut akan digunakan untuk mendukung kebutuhan pangan, medis, serta bantuan kemanusiaan lainnya bagi rakyat Palestina.

Tak hanya berlari, peserta juga diajak untuk memahami isu-isu global melalui berbagai booth edukatif yang tersedia di area acara. Isu seperti konflik Palestina, ketimpangan akses pendidikan, hingga krisis pangan global disampaikan dengan cara interaktif dan informatif.

Dengan mengusung semangat ‘olahraga sebagai media edukasi’, Run For Humanity mengusung tiga misi utama: kesehatan, pendidikan, dan kemanusiaan. Kegiatan ini membuktikan bahwa gaya hidup sehat bisa sejalan dengan gerakan kepedulian sosial.

Kehadiran ribuan peserta dari berbagai latar belakang menunjukkan bahwa kegiatan sosial dapat dikemas secara kreatif, kolaboratif, dan menyenangkan.

Rizqi berharap Run For Humanity dapat digelar di lebih banyak kota di masa mendatang.

 “Kami ingin menjadikan Run For Humanity sebagai budaya baru: olahraga sambil peduli,” ujarnya.

Laju Peduli juga membuka peluang partisipasi publik yang lebih luas dalam program-program kemanusiaan lainnya, mulai dari pendidikan di daerah terpencil, bantuan bencana, hingga dukungan bagi korban konflik di berbagai belahan dunia. (*)

 

Tombol Google News

Tags:

Solo run Run For Humanity lari