Cak Yudho Bakiak: Jumenengan PB XIV Sah Secara Adat dan Negara

15 November 2025 20:40 15 Nov 2025 20:40

Thumbnail Cak Yudho Bakiak: Jumenengan PB XIV Sah Secara Adat dan Negara
Cak Yudho Bakiak seniman sekaligus abdi dalem Keraton Surakarta Hadiningrat mengikuti acara jumenengan Pakubuwono XIV pada Sabtu, 15 November 2025. (Foto: Dok. Cak Yudho Bakiak)

KETIK, NGAWI – Pengukuhan (tingalan jumenengan) Gusti Purbaya sebagai raja baru Keraton Surakarta Hadiningrat dengan gelar Pakubuwono XIV telah digelar pada Sabtu, 15 November 2025. Acara kirab jumenengan tersebut menyedot animo ribuan masyarakat Solo Raya dan sekitarnya.

Salah seorang abdi dalem Keraton Surakarta Hadiningrat, Cak Yudho Bakiak, mengatakan bahwa prosesi penobatan ini sah secara historis, spiritual, dan religius. Seniman asal Kabupaten Ngawi ini turut mengikuti seluruh rangkaian acara.

"Acara jumenengan dan kirab telah berjalan lancar dan sukses. Antusias masyarakat menyambut sang raja baru sangat luar biasa," ujar Cak Yudho.

"Kalau menurut saya jumenengan ini sudah sah secara historis, spiritual dan religius," imbuhnya.

Foto Cak Yudho Bakiak saat mengikuti rangkaian acara jumenengan di Keraton Surakarta Hadiningrat pada Sabtu, 15 November 2025. (Foto: Dok. Pribadi).Cak Yudho Bakiak saat mengikuti rangkaian acara jumenengan di Keraton Surakarta Hadiningrat pada Sabtu, 15 November 2025. (Foto: Dok. Pribadi).

Cak Yudho menjelaskan bahwa keabsahan penobatan ini memiliki tiga dimensi. Pertama, secara historis, Pakubuwono XIV sah karena merupakan putra mahkota yang telah ditetapkan sebelumnya oleh sang ayahanda, mendiang Pakubuwono XIII. 

Kedua, secara spiritual, beliau dianggap sah karena telah berikrar di Sitihinggil (Watu Gilang), yang merupakan syarat sah bagi seorang raja Keraton Surakarta. Ketiga, secara religius, Sinuhun Pakubuwono XIV merupakan seorang muslim.

"Jadi kalau menurut saya jumenengan ini sudah sah menurut adat dan negara," tambahnya.

Lebih lanjut, Cak Yudho menuturkan, prosesi penobatan ini diiringi oleh Gamelan Monggang. Gamelan ini memiliki ciri khas dan menjadi simbol yang mengiringi penobatan raja untuk mengucapkan ikrar.

"Dari ndalem ageng Probo Suyoso, Sinuhun Pakubuwono XIV dikirab menuju Sitihinggil dengan diiringi Gamelan Monggang dan ribuan prajurit. Gamelan Monggang ini adalah ciri atau simbol miyos dalem (keluarnya raja) untuk berikrar sebagai raja di Sitihinggil," jelasnya.

Ia berharap, dengan dikukuhkannya Sinuhun Pakubuwono XIV, Keraton Surakarta Hadiningrat dapat semakin memajukan kesejahteraan dan kemakmuran.

"Semoga dengan dikukuhkannya Sinuhun Pakubuwono XIV menjadi raja Keraton Surakarta Hadiningrat dapat memajukan kesejahteraan dan kemakmuran di wilayah Keraton Surakarta Hadiningrat," pungkasnya. (*)

 

Tombol Google News

Tags:

Pakubuwono XIV Surakarta Cak Yudho Bakiak Ngawi keraton surakarta Solo Gusti Purbaya