KETIK, SURABAYA – Rumah Sakit Bhayangkara, Surabaya memberikan fasilitas kepada keluarga santri, korban robohnya bangunan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo.
Fasilitas yang diberikan tersebut berupa memandikan hingga menyalatkan jenazah korban. Hal ini disampaikan oleh Kabid Dokkes Kombes Pol M Khusnan Marzuki.
"Kemarin keluarga saya tawari, saya fasilitasi, siapa yang mau melihat silakan. Jadi kami bukakan itu," katanya pada Senin, 6 Oktober 2025.
Lanjutnya, fasilitas ini diberikan sebelum pihak Rumah Sakit Bhayangkara, Surabaya menyerahkan jenazah korban kepada pihak keluarga santri Ponpes Al Khoziny.
"Sebelum tanda tangan, kami kasih kesempatan juga kalau ada keluarga yang pengin memandikan atau menyolatkan, kami fasilitasi semua. Jadi untuk melihat langsung. Kalau yang berani ya, dari kemarin dua itu ada keluarga yang tidak berani, tapi ada keluarga yang berani.
Sementara itu, hingga berita ini ditulis, sudah ada 58 ambulans yang tiba di Rumah Sakit Bhayangkara, Surabaya. Ke-58 ambulans itu di antaranya membawa dua kantong jenazah.
Saat ini, tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Jatim masih melakukan rekonsiliasi antara data ante-mortem dan post-mortem untuk mengetahui identitas jenazah.
"Meskipun kondisi jenazah sudah berubah secara alami, kami tetap melakukan pencocokan data ante-mortem dan post-mortem. Kemudian semakin diperkuat dengan uji lab DNA," jelas Khusnan.
Dua metode ini dilakukan untuk mempercepat proses identifikasi jenazah korban.
"Jadi antara metode rekonsiliasi atau uji lab DNA, mana yang lebih cepat keluar hasilnya, itu yang dipakai," tandasnya.
Sebanyak 5 jenazah korban robohnya bangunan Ponpes Al Khoziny, Sidoarjo sudah diserahkan kepada keluarga langsung setelah proses identifikasi selesai dilakukan.
Penyerahan dilakukan mulai Sabtu, 4 Oktober 2025 dan Minggu, 5 Oktober 2025 kemarin. Jenazah juga sudah disalatkan di posko Rumah Sakit Bhayangkara Surabaya, bersama dengan keluarga santri. (*)