KETIK, SURABAYA – Terganggunya Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) jenjang SMA dan SMK di beberapa wilayah langsung ditanggapi oleh Dinas Pendidikan (Dindik) Jatim. Instansi tersebut telah menghadirkan solusi dengan melakukan sejumlah langkah penanganan.
Seperti yang terjadi di SMAN 1 Giri Banyuwangi, sebelumnya sebanyak 120 calon siswa mengaku tidak dapat melakukan daftar ulang karena nama mereka tak terdata dalam rekap pemenuhan kuota SPMB.
Padahal mereka telah mengantongi bukti penerimaan jalur domisili, alhasil pihak sekolah meminta mereka untuk kembali pulang.
Kepala Dindik Jatim, Aries Agung Paewai mengatakan semua perangkingan diproses pemenuhan kuota dilakukan by sistem. Proses pemenuhan kuota sendiri sudah berlangsung sejak Senin, 1 Juli 2025.
Untuk pemenuhan kuota sendiri hanya dapat diikuti oleh calon murid yang tidak diterima pada tahap 1 jalur afirmasi, mutasi dan prestasi lomba, tahap 2 jalur nilai prestasi akademik SMA dan tahap 3 jalur domisili SMA/SMK.
"Semua sudah by sistem, dan perlu dicatat bahwa tidak semua sekolah melakukan pemenuhan kuota. Hanya sekolah-sekolah yang memang ada sisa kuota yang membuka proses ini," jelas Aries, Kamis, 3 Juli 2025.
Dirinya mencontohkan jika di tahap 3 sebuah SMA kuotanya 30 Murid, yang lolos 30 Murid dan yang daftar ulang 29 Murid, maka masih ada sisa kuota sebanyak 1 kuota.
Sementara pada tahap 1 dan tahap 2 ada 10 sisa kuota, maka yang dapat mengisi sisa pemenuhan kuota total sebanyak 11 kuota adalah peserta dengan peringkat ke-31 hingga 41 pada jalur domisili di SMA tersebut berpotensi diterima melalui pemenuhan kuota.
Terkait masalah teknis yang terjadi, Aries mengaku sudah berkoordinasi dengan semua pihak untuk mengatasi permasalahan teknis yang sedang terjadi pada perangkingan SPMB. Dirinya pun telah berusaha mencari solusi agar para murid tetap dapat melanjutkan pendidikannya.
"Semalam (selasa) kami sudah turunkan tim untuk menyelesaikan persoalan ini. Karena memang terkendala pada sistem yang trobel dan tentu ini merugikan anak-anak kita," tambahnya.
Sebagai langkah penanganan Dindik Jatim pun memberikan alternatif kepada 120 calon peserta didik yang terdampak gangguan sistem, dimana mereka dapat melanjutkan pendidikan di SMA lain yang masih memiliki kuota.
Untuk alternatif lain calon peserta didik akan diberikan beasiswa penuh dan terjangkau untuk melanjutkan pendidikan di SMA swasta yang telah bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Jawa Timur.
"Selain itu PIN calon siswa yang terdampak sistem juga tetap bisa digunakan pada SPMB Tahap IV jalur nilai prestasi akademik untuk SMK," pungkasnya. (*)