KETIK, SURABAYA – Pimpinan Wilayah (PW) Korps Muballighah DMI Jawa Timur sukses menyelenggarakan Pelatihan Muballighah Dakwah Islam pada Minggu, 14 September 2025, di Goldvitel Hotel Surabaya.
Bertajuk “Penguatan Dakwah Muballighah: Mewujudkan Islam Rahmatan lil’alamin Berperspektif Gender”, acara ini menekankan urgensi peran muballighah dalam menjalankan dakwah yang inklusif dan berkeadilan.
Sejak terbentuk pada 23 Juli 2024, PW Korps Muballighah Jawa Timur ini telah berkembang hingga menjangkau delapan kabupaten/kota, di antaranya Surabaya, Sumenep, Kab. Probolinggo, Kota Malang, Kabupaten Malang, Banyuwangi, Gresik, Lamongan dan Sidoarjo.
 Pemaparan materi oleh Prof. Dr. Mufidah Cholil, Penasehat Korp Muballighah DMI Jawa Timur. (Foto:Aliyah Mabrur/Ketik)
Pemaparan materi oleh Prof. Dr. Mufidah Cholil, Penasehat Korp Muballighah DMI Jawa Timur. (Foto:Aliyah Mabrur/Ketik)
Hal ini tercermin dari pelatihan terbaru yang berhasil menghimpun 103 peserta dengan latar belakang beragam, mulai dari Ibu Nyai, Ustadzah, Mahasiswa, hingga Teman Tuli bersama Penerjemah Bahasa Isyarat.
Sebagai pembuka, Sekretaris PW DMI Jawa Timur, Drs. Suhadi, menegaskan pentingnya peran masjid dalam pengembangan dakwah. Ia menekankan bahwa semboyan DMI adalah “memakmurkan masjid dan dimakmurkan masjid.”
Kemudian dilanjut oleh Prof. Dr. Mufidah, Penasehat Korp Muballighah DMI Jawa Timur, memaparkan materi pertama dengan menekankan pentingnya penerapan perspektif gender dalam dakwah.
“Tujuan dakwah berperspektif gender adalah mengubah kondisi yang bisa menjadi setara dan berkeadilan, dengan berlandaskan pada nilai-nilai Islam,” jelasnya.
 sesi diskusi PW Korps Muballighah DMI Jawa Timur. (Foto:Aliyah Mabrur/Ketik)
sesi diskusi PW Korps Muballighah DMI Jawa Timur. (Foto:Aliyah Mabrur/Ketik)
Materi berikutnya disampaikan oleh Yeni Lutfiana, yang mengajak peserta berdiskusi interaktif mengenai strategi dakwah Rahmatan lil’alamin.
Forum ini turut menyoroti inovasi dakwah kreatif, mulai dari digital, film, musik sholawat, hingga pendekatan budaya. Diskusi berlangsung hangat dalam suasana kekeluargaan, ditemani hidangan yang disiapkan panitia.
Acara ditutup doa oleh Hj. Basyirotul Hidayah yang berharap pertemuan ini memberi hasil nyata serta membuka ruang lebih luas bagi perempuan dalam dakwah Islam Rahmatan lil’alamin.(*)

 
         
         
             
             
             
             
                        
                     
         
         
         
         
         
                             
   
   
   
   
   
   
   
   
   
   
   
   
       
         
         
         
         
                             
         
                     
                     
                     
                     
                     
                     
                     
                     
                     
                                            