Pemkab Sidoarjo Garap Frontage Road Putus di Buduran Tahun Ini

23 Juni 2025 05:29 23 Jun 2025 05:29

Thumbnail Pemkab Sidoarjo Garap Frontage Road Putus di Buduran Tahun Ini
Badan jalan frontage road di Buduran yang putus karena pembebasan lahannya harus melalui proses waris. (Foto: Fathur Roziq/Ketik)

KETIK, SIDOARJO Frontage road dari Waru menuju Buduran sudah ditunggu-tunggu masyarakat Sidoarjo dan pengguna jalan lain. Sebagian besar telah selesai dan bisa dilewati. Namun, penuntasan jalan pendamping itu masih terkendala pembebasan beberapa lahan. Pemkab Sidoarjo terus berupaya menuntaskannya.

Aspal sudah terbentang mulus. Dari perempatan Jalan Lingkar Timur mengarah ke depan PT Japfa Comfeed Indonesia. Namun, jalan itu terputus. Lubang menganga di tengah jalan. Persis di depan sebuah rumah yang bangunannya mulai ambrol.

Rumah itu milik seorang warga Desa Banjar Kemantren, Kecamatan Buduran. Pemkab Sidoarjo hampir menyepakati pembelian lahan dan rumah tersebut untuk kelanjutan frontage road. Namun, yang terjadi di luar dugaan. Pemilik rumah dan tanah kemudian meninggal.

”Jadi, berlaku waris. Prosenya panjang. Sampai akhir tahun 2024 lahan itu baru bisa dibebaskan. Jadi belum bisa dibangun,” jelas Kepala Dinas PU Bina Marga dan Sumber Daya Air (BM SDA) Dwi Eko Saptono.

Foto Rumah warga yang pembebasannya terpaksa mundur karena pemilik meninggal. (Foto: Fathur Roziq/Ketik)Rumah warga yang pembebasannya terpaksa mundur karena pemilik meninggal. (Foto: Fathur Roziq/Ketik)

Dinas PUBM berencana akan memulai pengurukan dan pengerasan lahan tersebut saat perubahan anggaran dan kegiatan (PAK) pada 2025 ini. Pengerasan dilakukan dengan lapis fondasi agregat. Paling tidak, jalan tersebut sudah bisa segera dimanfaatkan oleh masyarakat pada tahun 2025 ini.

”Jadi, kami lakukan pengerasan untuk pengaspalan. Nanti kami lihat kondisinya,” tambah Dwi Eko Saptono.

Adakah lahan lain yang belum tuntas dibebaskan? Dwi Eko Saptono menyebutkan beberapa titik lokasi lahan. Di antaranya, ada dua makam desa di Waru dan Kedungrejo. Dua makam itu direncakan direlokasi.

Hingga saat ini, baru lahan makam untuk Desa Waru yang sudah mulai menemukan titik terang. Desa itu meminta tukar dengan lahan milik salah satu badan usaha milik negara (BUMN) di sana.  

”Dari Desa Kedungrejo belum ada informasi lanjutan,” tambah Dwi Eko.

Selain itu, masih ada lagi lahan milik PT Kereta Api Indonesia (KAI). Pembebasannya masih proses juga. Kemudian, pemindahan masjid Desa Kedungrejo, Kecamatan Waru. Pemindahan masjid tersebut bakal dilakukan pada akhir 2025 ini.  

”Lahan masjid dan makam sulit dikonsinyasi,” ungkap Dwi Eko.

Ada juga bidang tanah milik warga di pinggir Sungai Kedungrejo. Bidang tanah itu masih diukur ulang karena ada tambahan peta bidang untuk konstrusi jalan.

Dalam Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPj) Bupati Sidoarjo 2024 disebutkan bahwa progres pembangunan frontage road dari Waru ke Buduran.

Foto Posisi lahan warisan yang berada di tengah bentang frontage road antara Jalan Lingkar Timur dan PT Japfa Comfeed Indonesia. (Foto: Fathur Roziq/Ketik)Posisi lahan warisan yang berada di tengah bentang frontage road antara Jalan Lingkar Timur dan PT Japfa Comfeed Indonesia. (Foto: Fathur Roziq/Ketik)

Masing-masing sepanjang 1.290 meter pada 2021, lalu 3.003,9 meter (2022), 1.093 meter (2023), dan 2.391 meter (2024). Total dari 2021 hingga 2024 telah dibangun frontage road sepanjang 7.777,9 meter. Pada 2025 ini, target pembangunan jalan dan jembatan frontage road sekitar 700 meter.

Total lahan yang telah dibebaskan mencapai 20.181 meter persegi. Perinciannya per tahun masing-masing 4.772 meter persegi pada 2021, kemudian 5.637 meter persegi pada (2022), lalu 9.654 meter persegi (2023), dan 59 meter persegi (2024). (*)

Tombol Google News

Tags:

sidoarjo Frontage Road Buduran Frontage Road Sidoarjo Dinas PU Bina Marga Sidoarjo Pemkab Sidoarjo Dwi Eko Saptono