KETIK, BONDOWOSO – Upaya memperkuat pembangunan daerah kembali ditegaskan Pemerintah Kabupaten Bondowoso melalui pertemuan intensif dengan Universitas Negeri Surabaya (UNESA).
Bertempat di Peringgitan Pendopo RBA, Rabu (10/12/25), jajaran Pemkab dan LPPM UNESA membahas secara mendalam rencana pelaksanaan 15 program pengabdian masyarakat yang dijadwalkan mulai bergulir pada tahun 2026.
Dalam forum tersebut, Pemkab Bondowoso memaparkan ragam potensi lokal—mulai dari sektor pertanian, perkebunan, pariwisata, hingga kekayaan budaya—yang dinilai dapat menjadi fondasi kuat penyusunan program kolaboratif.
Potensi inilah yang akan dipetakan bersama untuk memastikan program pengabdian yang diterapkan benar-benar sesuai kebutuhan masyarakat.
UNESA menyiapkan konsep pengabdian yang melibatkan dosen sebagai pendamping ahli serta mahasiswa dari berbagai negara yang akan turun langsung ke desa-desa di Bondowoso.
Kehadiran mahasiswa internasional ini diharapkan membawa perspektif baru, memperluas jejaring global, sekaligus memperkenalkan Bondowoso ke dunia luar.
Pertemuan tersebut juga menjadi tindak lanjut implementasi MoU yang telah diteken pada 10 Oktober 2024 dan berlaku selama lima tahun. Tahap penyelarasan program kini menjadi fokus bersama agar pelaksanaannya tepat sasaran.
Kepala Bappelitbangda Bondowoso, Anisatul Hamidah, mengungkapkan bahwa 15 program pengabdian yang ditawarkan UNESA sepenuhnya dirancang untuk Bondowoso. Ia menilai agenda ini sebagai momentum menentukan arah program yang paling sesuai dengan kebutuhan riil masyarakat.
“Bondowoso memiliki potensi luar biasa, dari pertanian hingga budaya. Semua ini bisa menjadi ruang pengembangan bagi program yang akan mereka jalankan. Selain itu, mahasiswa dari tujuh negara juga akan hadir, memberi warna baru dalam proses pemberdayaan masyarakat,” jelasnya.
Ia menambahkan bahwa UNESA turut membuka peluang beasiswa, termasuk bagi penghafal Al-Qur’an dan mereka yang memiliki kemampuan kitab kuning.
Sementara itu, Kepala Bagian Pemerintahan, Abdul Manan, menegaskan bahwa kerja sama ini memiliki tujuan lebih luas daripada sekadar penerjunan akademisi. Kolaborasi tersebut diharapkan mampu memperkuat indikator pembangunan Bondowoso, termasuk peningkatan IPM.
“Dosen dan mahasiswa UNESA dari 40 negara akan berkolaborasi langsung dengan masyarakat. Kami ingin memastikan program ini bukan hanya berjalan secara administratif, tetapi benar-benar memberi manfaat dan mendorong kualitas hidup warga,” ujarnya.
Pertemuan ini menjadi langkah krusial untuk memastikan kerja sama lima tahun antara Bondowoso dan UNESA berjalan efektif, terukur, dan memberikan dampak nyata bagi masyarakat luas. (*)
