Pameran Lukis Candi Jadi Tempat Keluarkan Perupa Tulungagung Luapkan Keresahan

15 Juli 2025 17:14 15 Jul 2025 17:14

Thumbnail Pameran Lukis Candi Jadi Tempat Keluarkan Perupa Tulungagung Luapkan Keresahan
Pengunjung melihat hasil karya perupa dalam pameran lukisan Candi di Galeri Prabangkara, Kompleks Taman Budaya Jawa Timur, Selasa, 15 Juli 2025. (Foto: Fitra/Ketik)

KETIK, SURABAYA – Graha Prabangkara yang terletak di Taman Budaya, Jawa Timur kembali menggelar pameran lukisan berjudul Candi. Acara ini berlangsung mulai tanggal 11-17 Juli 2025, menampilkan lukisan dari delapan perupa.

Salah satu perupa yang ikut menampilkan karyanya adalah Sugiyo. Pria yang akrab disapa Giok ini menampilkan empat lukisan, hasil dari keresahannya terhadap permasalahan disekitarnya.

Empat lukisan itu ia beri nama Simphoni Keruntuhan Harapan, Transformasi 1,2, dan 3. Dimana masing-masing mempunyai cerita berbeda-beda namun masih dalam satu keterkaitan atau benang merah.

"Lukisan Burung Garuda ini misalnya, saya melukisnya seperti ini. Tercabik-cabik dengan masalah-masalah yang sampai sekarang tidak selesai. Lalu tiga lukisan lainnya, ada patung Gayatri. Artinya menunjukkan bangunan candi yang proses pembangunannya butuh perjuangan, di bawahnya ada roda. Artinya kehidupan selalu berputar," jelasnya, Selasa, 15 Juli 2025.

Kemudian untuk dua lukisan lainnya, Giok membuat gambar sebuah ikan dan gambar wajah yang memakai topeng.

"Gambar ikan misalnya, saya ingin menyampaikan di daerah saya Tulungagung. Dulu itu banyak rawa-rawa yang banyak ikannya, tapi sekarang sudah surut. Berganti dengan bangunan megah dan kafe-kafe," jelasnya.

Foto Perupa asal Tulungagung, Sugiyo dan karyanya saat dipamerkan di Galeri Prabangkara, Kompleks Taman Budaya Jawa Timur, Selasa, 15 Juli 2025. (Foto: Fitra/Ketik)Perupa asal Tulungagung, Sugiyo dan karyanya saat dipamerkan di Galeri Prabangkara, Kompleks Taman Budaya Jawa Timur, Selasa, 15 Juli 2025. (Foto: Fitra/Ketik)

Kendati banyak perubahan, menurut Giok, masih ada harapan untuk bisa mengubahnya. Hal ini terlihat dari lukisannya yang ia tuangkan dalam simbol hati.

"Contohnya seperti lukisan Garuda ini. Meskipun sudah terkoyak, tapi masih ada harapan dan semangat untuk bangsa ini bisa bangkit," jelas pria yang juga guru seni disalah satu sekolah di Tulungagung.

Dalam proses kreatif, Giok mengaku tidak membutuhkan waktu lama. Sebab keresahannya itu sudah ada di dalam dirinya, sehingga tinggal dituangkan saja dalam kanvas.

"Justru menurut saya itu yang susah adalah waktu melukisnya karena harus mengajar. Jadi begitu ada waktu libur, langsung saya tuangkan uneg-uneg saya dalam lukisan. Mungkin lukisan saya ini bisa jadi 2-3 hari saja, tidak lama," jelasnya.

Kurator pameran, Agus Koecink menjelaskan, konsep pameran lukisan bertema Candi karena di Jawa Timur hampir bisa ditemui bangunan bersejarah ini.

"Walaupun sebagian besar ditemukan dalam kondisi runtuh atau bahkan masih terkubur di dalam tanah, namun memiliki nilai sejarah dan ilmu pengetahuan," katanya.

Hal inilah kemudian direspons oleh perupa, membuat karya lukis bukan hanya fisik candinya. Melainkan narasi dan spirit yang terkandung di dalamnya.

"Mereka (perupa) menyerap cerita lokal dari daerah masing-masing, lalu memvisualisasikannya sesuai karakter seni mereka," jelas Agus.

Setiap perupa, lanjutnya, diberikan kebebasan untuk menampilkan karya antara tiga hingga empat. Total karya yang dipamerkan pada pameran lukis Candi berjumlah 32.

"Diskusi kurator dan seniman juga dilakukan intens untuk memastikan narasi yang kuat dan relevan dengan tema," tandasnya. (*)

Tombol Google News

Tags:

pameran lukisan graha prabangkara taman budaya Jatim candi Pameran lukisan Candi