Daniel Kho Gelar Pameran La Wet, Sisipkan Pesan Lingkungan

25 Juni 2025 06:17 25 Jun 2025 06:17

Thumbnail Daniel Kho Gelar Pameran La Wet, Sisipkan Pesan Lingkungan
Pengunjung memotret salah satu lukisan bercat fluorescent karya Daniel Kho di Wisma Jerman, Selasa 24 Juni 2025. (Foto: Fitra/Ketik)

KETIK, SURABAYA – Suasana ruang pameran Wisma Jerman yang terletak di Jalan Taman AIS Nasution, Selasa 24 Juni 2025 tak seperti biasanya. Ruangan itu sangat gelap. Semua korden tertutup rapat.

Ketika dicari tahu, ternyata suasana ini merupakan konsep yang diusung oleh Daniel Kho seorang pelukis asal Solo. Ia menggelar pameran lukisan berjudul "La Wet".

Usut punya usut, konsep seperti ini merupakan salah satu ciri khasnya, memadamkan lampu ketika pameran. Hal ini dikarenakan ia menaruh cat khusus yang dinamakan fluorescent.

Benar saja, ketika lampu dipadamkan. Tampak lukisan khasnya, Neo Pop Art langsung menyala, memikat siapapun yang datang.

Ketika ditemui di Wisma Jerman, Daniel Kho ternyata tidak hanya menggelar pameran saja. Ia menuturkan pesan yang digoreskan melalui kanvas-kanvas tersebut, yaitu masalah lingkungan hidup.

Foto Daniel Kho (depan kiri) menjelaskan pameran lukisan La Wet kepada pengunjung di Wisma Jerman, Selasa 24 Juni 2025. (Foto: Fitra/Ketik)Daniel Kho (depan kiri) menjelaskan pameran lukisan La Wet kepada pengunjung di Wisma Jerman, Selasa 24 Juni 2025. (Foto: Fitra/Ketik)

"Sesuai dengan judul La Wet. Wet sendiri diambil dair bahasa Jawa yang berarti pohon. Pohon itu paru-paru dunia. Kami hidup butuh pohon, karena itu saya jadikan pohon sebagai simbol utama dalam karya-karya saya," jelasnya, Selasa 24 Juni 2025.

Daniel Kho menambahkan, memberikan pesan isu lingkungan sudah konsisten dilakukan dalam setiap pameran. Menurutnya hal ini sama dengan kegiatan berkesenian.

"Harus konsisten dengan tema. Saya memilih lingkungan dan saya ingin terus menyuarakannya lewat karya," ungkap pelukis yang lahir pada 1956 di Jawa Tengah.

Ia bahkan terinspirasi dari pepatah lama yang diungkapkan oleh Suku Indian. "Jika pohon terakhir kamu tebang, air terakhir kalian racuni, dan ikan terakhir kalian pancing. Maka itu

pepatah suku In-dian. “Jika pohon terakhir kamu te.bang, air terakhir kalian racuni, dan ikan terakhir kalian pancing, maka kalian akan sadar uang tidak bisa dimakan," tuturnya.

Pameran "La Wet" sendiri berlangsung selama satu hari di Wisma Jerman. Namun sukses menarik sejumlah pengunjung lewat 25 karya yang dipamerkan. (*)

Tombol Google News

Tags:

Wisma Jerman pameran lukisan Daniel Kho pameran lukisan wisma Jerman la wit la wit Daniel Kho