KETIK, SURABAYA – Setiap akhir September hingga awal Oktober di Jerman, masyarakatnya merayakan Oktoberfest. Awal mula adanya festival ini terjadi pada 12 Oktober 1810.
Melansir laman Universitas Negeri Surabaya (UNESA), festival ini diadakan untuk merayakan pernikahan Putra Mahkota Ludwig dari Bavaria dengan Putri Therese dari Sachsen-Hildburghausen.
Sebagai wujud perayaan pesta, mereka mengundang semua warga Müenchen sambil menyaksikan pertandingan pacuan kuda. Oktoberfest merupakan festival bir yang biasanya berlangsung selama 16 hari.
Namun seiring berjalannya waktu, festival Oktoberfest menjadi tersebar ke penjuru dunia dengan menyesuaikan negara tersebut. Di Surabaya, Indonesia, misalnya Oktoberfest juga dirayakan di beberapa tempat.
Direktur Wisma Jerman di Surabaya, Mike Neuber menjelaskan, perayaan Oktoberfest di luar negeri memberikan kesan tersendiri bagi warga Jerman. Menurutnya mereka bisa kembali melepas rindu dengan kuliner khas negaranya.
"Selain di Jerman, Oktoberfest juga dirayakan di berbagai negara. Di Luar Jerman, perayaan ini menjadi momen spesial untuk menyajikan kuliner tradisional yang biasanya jarang ditemui," kata Mike, Sabtu, 4 Oktober 2025.
Namun sayangnya, menurut Mike, kuliner Jerman memiliki cita rasa yang unik dan ia mengungkapkan rasanya pas di lidah orang Indonesia. Makanan Jerman, katanya mempunyai rasa yang gurih
Untuk lebih memperkenalkan kuliner Jerman, dalam merayakan festival Oktoberfest hotel Whiz Luxe, Surabaya menghidangkan set menu khas Jerman.
Chef Eri Purwoko menghidangkan set menu kuliner Jerman tersebut yang terdiri dari 5 makanan. Hidangan pertama roti khas Jerman, pretzel, kedua kartoffel salad yang terdiri dari salad kentang dengan white wine vinegar, ketiga sup labu kuning yang hangat dan lembut, keempat hidangan utama berupa beef rouladen.
"Beef rouladen itu kami gulung. Kami menggunakan daging tenderloin. Isian beef rouladen adalah beef bacon, wortel, dan green bean lalu dipadukan dengan potato dumpling dan sosis khas Jerman," kata Chef Eri Purwoko.
Sedangkan untuk hidangan kelima, yaitu penutup. Ia menghadirkan dessert almond madu yang manis dan ringan.
Chef Eri menambahkan, pada saat proses pembuatan set menu, tantangan tersendiri pada saat membuat saus bawang putih atau garlic ala Jerman yang membutuhkan waktu masak lama. Ia mengaku butuh dua hari untuk memasaknya agar sesuai cita rasa Jerman.
"Prosesnya memang panjang. Butuh ketelatenan supaya rasa saus rouladen bisa benar-benar mendekati cita rasa asli dari Jerman,” jelas Eri.
Setelah jadi, ia langsung meminta saran kepada Mike mengenai rasa dan Direktur Wisma Jerman itu memberikan jempol. Tanda makanan buatannya sudah identik dengan aslinya di Jerman. (*)