Normalisasi Sungai dan Saluran Air, Solusi Banjir Dayeuhkolot

13 November 2025 10:48 13 Nov 2025 10:48

Thumbnail Normalisasi Sungai dan Saluran Air, Solusi Banjir Dayeuhkolot
Kepala DPUTR Kab Bandung Zeis Zultaqawa saat rakor penanganan banjir Dayeuhkolot, di Gedung Pinus BBSPJIS, Jln M Toha Kec Dayeuhkolot, Kab Bandung, Selasa (11 /11/25).(Foto:Iwa/Ketik)

KETIK, BANDUNG – Pemkab Bandung mendesak agar Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citarum untuk segera melakukan normalisasi atau pengerukan Sungai Citarum bersama anak-anak sungainya yang melintas di Kecamatan Dayeuhkolot, guna menekan banjir akibat luapan air dari dua sungai di musim hujan.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUTR) Kabupaten Bandung Zeis Zultaqawa menyebut kedua sungai kerap meluap di musim hujan yaitu Sungai Cigede dan Sungai Cipalasari.

Maka untuk penanganan banjir di Dayeuhkolot ini, kata Zeis, dibagi menjadi beberapa klaster, antara lain Klaster Cipalasari, Klaster Cigede, Klaster Cikapundung (Balero, Dayeuhkolot) Klaster Sukabirus, Klaster Citeureup dan Klaster Masjid Besar Ash Shofia Dayeuhkolot.

Hal itu diungkapkan Zeis seusai rapat koordinasi pembahasan sinergitas pelaksanaan Program Pentahelix terkait penanganan banjir Dayeuhkolot, di Gedung Pinus BBSPJIS, Jln M Toha Kecamatan Dayeuhkolot, Selasa 11 November 2025.

"Kedua sungai ini harus segera dilakukan normalisasi berupa pengerukan akibat terjadi sedimentasi. Selain itu juga ada saluran drainase pinggir Jalan Mohamad Toha yang bermasalah dan merupakan kewenangan Dina Bina Marga Jawa Barat. Termasuk saluran irigasi yang menjadi kewenangan Dinas Sumber Daya Air (SDA) Jabar," kata Zeis kepada wartawan.

Menurutnya, saluran irigasi teknis di Dayeuhkolot sedimentasinya sudah sangat parah mengingat hanya tinggal 50 sentimeter saja kedalamannya dari semula 3 meter.

"Kalau semua penyebab banjir ini bisa ditangani dengan baik, banjir Dayeuhkolot nantinya hanya tinggal masa lalu," selorohnya.

Kendati begitu Zeis juga mengajak agar dunia usaha yang beroperasi di Dayeuhkolot untuk ikut terlibat dengan berkolaborasi melalui mekanisme pentahelix dalam mengatasi banjir ini.

"Di Dayeuhkolot ini ada 30 perusahaan yang beroperasi bahkan banyak yang berskala nasional. Maka kami mengajak kalangan dunia usaha ini menyalurkan corporate social responsibilty (CSR)-nya untuk membantu mengatasi masalah lingkungan khususnya banjir ini," kata Zeis.

Sebab jika terjadi banjir, imbuhnya, kalangan usaha pun terkena imbasnya dan bisa mengalami kerugian, bahkan hingga mencapai miliaran rupiah.

Sementara pemerintah sendiri sudah berupaya dengan membangun infrastrukur solusi bajir. Seperti pembangunan Kolam Retensi Banjir Andir dan Cieunteung.

"Di Dayeuhkolot sendiri Dinas SDA Jabar sudah membangun 11 polder banjir atau tempat parkir air, dari 22 yang ditargetkan," sebut Zeis.(*)

Tombol Google News

Tags:

PEMKAB BANDUNG DPUTR dputr kab bandung banjir banjir dayeuhkolot