KETIK, SURABAYA – Setiap tahun, jutaan lampu minyak menyala terang di berbagai penjuru dunia, menerangi malam dengan cahaya yang hangat dan penuh warna. Suasana menjadi hidup oleh tawa keluarga, aroma manisan khas yang menggoda, serta keceriaan yang menular ke setiap sudut.
Inilah Diwali, salah satu festival terbesar dan paling bermakna dalam agama Hindu sekaligus perayaan penting dalam budaya India.
Dilansir dari National Geographic, Diwali berasal dari kata Sansekerta dipavali, yang berarti deretan (avali) lampu tanah liat (deepa) yang dinyalakan masyarakat India di luar rumah.
Akar sejarah Diwali dapat ditelusuri kembali lebih dari 2.500 tahun yang lalu.
Deretan lampu ini melambangkan cahaya batin yang melindungi dari kegelapan spiritual.
Sejak berabad-abad lalu, Diwali tidak hanya dirayakan oleh umat Hindu, tetapi juga oleh komunitas Jain, Sikh, dan Buddha di India.
Dalam agama Jain, Diwali menandai nirwana atau kebangkitan spiritual Dewa Mahavira pada 15 Oktober 527 SM.
Sedangkan dalam agama Sikh, Diwali memperingati hari pembebasan Guru Hargobind Ji, Guru Sikh keenam, dari penjara.
Festival cahaya ini berlangsung selama lima hari, menampilkan doa, pesta, kembang api, dan bagi sebagian orang, awal tahun baru.
Tanggal-tanggal perayaan didasarkan pada kalender lunar Hindu, yang menandai setiap bulan berdasarkan waktu yang dibutuhkan bulan untuk mengorbit Bumi.
Diwali dimulai tepat sebelum bulan baru antara bulan Asvina dan Kartika dalam kalender Hindu, biasanya jatuh pada Oktober atau November dalam kalender Gregorian.
Hari Pertama: Masyarakat membersihkan rumah dan berbelanja emas atau peralatan dapur untuk mendatangkan keberuntungan.
Hari Kedua: Rumah dihias dengan lampu tanah liat dan pola rangoli dibuat di lantai menggunakan bubuk berwarna atau pasir.
Hari Ketiga: Keluarga berkumpul untuk melakukan puja Lakshmi di hari utama festival, diikuti dengan pesta lezat dan kembang api.
Hari Keempat: Hari pertama tahun baru, teman dan saudara berkunjung membawa hadiah dan ucapan selamat tahun baru.
Hari Kelima: Saudara laki-laki mengunjungi saudara perempuan yang telah menikah, yang menyambut mereka dengan cinta dan makanan mewah.
Malam Diwali berakhir dengan rumah yang bersinar hangat dan keluarga yang berkumpul penuh tawa, meninggalkan kenangan yang dirayakan setiap tahun.