KETIK, SURABAYA – Di momen Hari Sumpah Pemuda, semangat perjuangan dan keberanian anak muda kembali menjadi sorotan.
Meski peristiwa itu telah terjadi hampir seabad lalu, semangatnya tetap hidup dan bisa kita lihat dalam berbagai bentuk, salah satunya melalui karya seni modern.
Film Mencuri Raden Saleh (2022) garapan Angga Sasongko menjadi salah satu contohnya.
Film ini tidak hanya menarik karena genre heist-nya yang jarang di Indonesia, tetapi juga karena pesan kuat tentang perlawanan dan idealisme anak muda.
Enam karakter utamanya: Piko, Ucup, Sarah, Tuktuk, Fella, dan Gofar digambarkan sebagai anak muda dengan kemampuan yang berbeda-beda, namun memiliki satu tujuan: melawan ketidakadilan dan merebut kembali lukisan Penangkapan Pangeran Diponegoro karya Raden Saleh dari tangan orang-orang berkuasa.
Kisah mereka menunjukkan bahwa generasi muda masa kini juga bisa berjuang dengan caranya sendiri, melalui keberanian, solidaritas, dan tekad untuk menegakkan kebenaran.
Sama seperti semangat Sumpah Pemuda, mereka membuktikan bahwa perubahan selalu dimulai dari keberanian untuk bersatu dan bertindak.
Film ini juga sejalan dengan semangat pemuda masa kini yang berani bersuara dan kreatif dalam berkarya.
Kesuksesannya pun membuktikan hal itu, dengan lebih dari dua juta penonton di bioskop dan penghargaan sebagai Film Terbaik di Jakarta Film Week 2022, Mencuri Raden Saleh menjadi simbol bahwa semangat perjuangan anak muda masih hidup, hanya saja kini disuarakan lewat karya, bukan senjata.
