KETIK, MALANG – Wacana pemanfaatan elf maupun bus sekolah sebagai armada maupun feeder untuk mendukung operasional TransJatim mencuat. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Malang menegaskan bahwa elf dan bus sekolah masih dibutuhkan oleh para siswa.
Kepala Disdikbud Kota Malang, Suwarjana menjelaskan kedua armada tersebut merupakan angkutan gratis yang digunakan untuk antar-jemput siswa. Ia pun menyayangkan wacana tersebut, mengingat bus sekolah telah memiliki pos dan jam pakem operasional.
"Kami yang jelas iya (menyayangkan) karena sangat dibutuhkan siswa. Ketepatan waktunya itu sangat dibutuhkan siswa. Kan di pos-pos kami kan sudah ada, mulai jam 05.00 itu teman-teman driver sudah mulai persiapan operasional untuk penjemputan anak-anak sekolah," ujar Jana, Selasa 21 Oktober 2025.
Jana menjelaskan ketika dalam perjalanan terjadi kendala teknis seperti macet dan lainnya yang membuat siswa terlambat, sopir akan turun untuk izin kepada guru. Hal tersebut menunjukkan bahwa bus sekolah bertanggungjawab penuh terhadap kedatangan maupun kepulangan siswa secara keseluruhan.
"Untuk Disdikbud sementara ini moda angkutan gratis bagi siswa itu masih dibutuhkan. Kalaunyang selama ini berjalan armadanya adalah bus dan elf sekolah," tegasnya.
Jana mengaku belum mengetahui alasan bus sekolah dijadikan sebagai penunjang operasional TransJatim, entah sebagai armada maupun feeder. Namun jika opsi tersebut terealisasi, ia berharap tidak ada perubahan dalam operasionalnya.
"Mudah-mudahan pengoperasionalannya sama dengan yang sekarang berlaku. Kalau kami mulai awal dulu sampai detik ini, itu kan armada bus dan elf sekolah, jam 05.15 WIB sudah beroperasi, sudah ada jalurnya sendiri dan sifatnya dari pinggiran ke kota," jelasnya.
Selain itu, apabila angkot menjadi pengganti armada untuk antar-jemput siswa secara gratis, maka ia berharap dilakukan peremajaan pada angkutan.
"Mudah-mudahan nanti angkotnya nanti (untuk antar jemput siswa) ada peremajaan," tandasnya.(*)