KETIK, LAMONGAN – Penjualan produk dan jasa program SMA Double Track Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur melampaui target. Terhitung hingga Juli 2025, omzet yang didapatkan mencapai Rp310.220.000.
Angka itu didapatkan dari 7 sekolah di Kabupaten Gresik-Lamongan yakni SMAN 1 Balongpanggang, SMAN 1 Ngimbang, SMAN 1 Kedungpring, SMAN 1 Mantup, SMAN 1 Bluluk, SMAN 1 Wringinanom, SMAN 1 Kembangbahu.
Menurut Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur, Aries Agung Paewai, capaian itu akan terus dikembangkan. Tentunya, dengan tetap memaksimalkan potensi lokal yang ada di sekitar sekolah.
“Tentu kita harus linier, jangan jauh-jauh dari di mana lokasi Double Track itu berada supaya bisa mengangkat potensi lokal,” jelasnya dalam acara Monitoring & Evaluasi (Monev) Double Track di SMAN 1 Ngimbang Kabupaten Lamongan, Kamis, 28 Agustus 2025.
“Karena sudah ada bahan bakunya, tinggal bagaimana mengolahnya dan anak-anak bisa mengembangkannya," lanjut mantan Penjabat Wali Kota Batu tersebut.
Dengan memaksimalkan potensi lokal, para siswa tidak perlu ke luar daerah untuk mendapatkan lapangan pekerjaan. Karena itu, keterampilan siswa harus terus didorong agar sesuai dengan kebutuhan industri.
“Kalau ada industri berarti butuh digitalisasi, informasi, anak-anak kita dikembangkan di bidang itu supaya linier dibutuhkan industri,” tegas Aries.
Salah satu pengembangan potensi lokal dilakukan SMAN 1 Bluluk Kabupaten Lamongan. Mereka memanfaatkan jagung untuk diolah menjadi produk unggulan.
Fasilitator Double Track SMAN 1 Bluluk, Yuni Ertina mengatakan, pihaknya terus mendorong siswa agar mencari ide untuk menghasilkan produk dengan melihat potensi di lingkungan sekitar.
"Paling tidak mereka harus bisa mengangkat apa yang ada di sekitar menjadi sesuatu yang berharga," tegas Yuni.
Tak heran, SMAN 1 Bluluk berhasil meraup omzet Rp55 juta hingga Juli 2025 dengan total alumni mandiri sebanyak 465 siswa. Dari jumlah tersebut, 33 siswa berhasil terserap tenaga kerja dan 35 orang mendirikan usaha.(*)