KETIK, BATU – Pencemaran parah dan indikasi kerusakan lingkungan ditemukan di sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) Brantas, mulai dari hulu di Kota Batu hingga Bendungan Sengguruh di Kabupaten Malang. Kerusakan ini terungkap dalam kegiatan Susur Sungai Brantas 2025 yang digelar pada 15-18 Oktober.
Koordinator Forum Brantas Malang Raya, Doddy Eko Wahyudi, menyebutkan temuan dominan berupa limbah industri dan peternakan di hulu.
"Kami menemukan limbah dari industri tahu di wilayah Pandanrejo dan limbah dari peternakan babi dengan populasi sekitar 10 ekor di Kelurahan Temas Kota Batu. Keduanya masuk pencemaran ringan," kata Doddy, Minggu, 19 Oktober 2025.
Selain itu, tim juga menemukan maraknya timbunan sampah sepanjang sempadan dan badan Sungai Brantas di Kota Malang. Limbah cair domestik, sedimentasi, dan retakan tebing juga menjadi temuan dominan di wilayah Kota Malang.
Sementara itu, di wilayah Kabupaten Malang, persoalan klasik berupa tumpukan sampah di sempadan dan jembatan masih menjadi pemandangan utama.
"Kami juga menemukan pemanfaatan sempadan yang melanggar, yaitu pembangunan rumah di bibir sungai. Ini sangat rawan longsor," jelasnya.
Doddy menekankan bahwa kegiatan susur sungai Brantas 2025 fokus pendataan dan pemetaan masalah. Seluruh temuan, mulai dari kondisi mata air, tumpukan sampah, longsoran tebing, hingga limbah cair, dicatat secara detail dalam formulir pengamatan oleh petugas di lapangan.
"Kami hanya mendata dulu. Semua temuan akan kami rekap menjadi sebuah laporan komprehensif untuk tiga wilayah di Kota Batu, Kota Malang, dan Kabupaten Malang," terangnya.
Untuk diketahui Susur Sungai Brantas 2025 yang digagas oleh Perum Jasa Tirta I berlangsung mulai 13 hingga 15 Oktober 2025. Rute penyusuran mulai dari Arboretum di Desa Sumber Brantas, Kota Batu, hingga Bendungan Sengguruh, Kabupaten Malang.
Wali Kota Batu Nurochman berharap seluruh kepala daerah Malang Raya memiliki komitmen dan keberpihakan terhadap kondisi lingkungan yang saat ini memerlukan perhatian serius.
"Menjaga dan mencintai lingkungan harus menjadi prioritas utama, bukan sekadar narasi," katanya saat memberangkatkan Tim Susur Sungai Brantas 2025.
Nurochman menguraikan, Susur Sungai Brantas bukan hanya kegiatan rutin, melainkan bentuk nyata sinergi lintas wilayah.
Ia menyebut, Sungai Brantas memiliki arti penting bagi masyarakat Jawa Timur, baik sebagai sumber air baku, irigasi, maupun penggerak ekonomi.
“Air Brantas mengaliri kehidupan jutaan orang di bawahnya. Kami berencana mengundang 17 kepala daerah yang wilayahnya dilalui Brantas untuk membahas langkah menjaga kelestarian," tegasnya.(*)