KETIK, ACEH BARAT DAYA – Perusahaan Umum Daerah Air Minum (Perumdam) Tirta Abdya bersama Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Aceh Barat Daya (Abdya) mulai menggulirkan usulan penyesuaian tarif air bersih untuk tahun 2026.
Rapat yang berlangsung di Ruang Oproom Setdakab Abdya, pada Rabu, 3 September 2025 tersebut dipimpin langsung Plt Sekda Abdya serta dihadiri jajaran anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPRK) dan para SKPK.
Direktur Perumdam Tirta Abdya, Riza Ariffiandi mengatakan, rapat ini menjadi momentum penting bagi perusahaan daerah untuk memaparkan kondisi riil serta kebutuhan mendesak dalam menjaga keberlangsungan layanan air bersih.
Dalam paparannya, ia menjelaskan bahwa kebijakan penyesuaian tarif merupakan bagian dari upaya strategis perusahaan untuk menjamin kualitas dan ketersediaan air bersih yang lebih baik. Ia menegaskan, air bersih adalah kebutuhan dasar masyarakat yang tidak bisa ditawar.
“Selama ini, kami terus berupaya memberikan layanan yang optimal meski dihadapkan dengan berbagai keterbatasan, mulai dari biaya operasional yang semakin meningkat, kebutuhan perawatan jaringan, hingga investasi pada pengembangan infrastruktur. Usulan tarif ini adalah jalan tengah untuk memastikan masyarakat tetap mendapatkan pelayanan yang layak dan berkesinambungan,” ujar Riza.
Menurutnya, biaya pemeliharaan jaringan distribusi dan instalasi pengolahan air semakin besar seiring bertambahnya pelanggan dan usia infrastruktur yang terus menua. Jika tidak ada penyesuaian, kualitas layanan dikhawatirkan akan menurun dan berdampak langsung kepada masyarakat.
“Kami tidak ingin masyarakat mengalami gangguan distribusi atau penurunan kualitas air. Karena itu, Perumdam Tirta Abdya perlu langkah antisipatif. Penyesuaian tarif adalah solusi agar perusahaan tetap sehat secara finansial, sehingga bisa terus melakukan perbaikan dan pengembangan,” tambahnya.
Riza menegaskan, pihaknya tidak gegabah dalam menyusun usulan tersebut. Sebelum diajukan, Perumdam telah melakukan kajian menyeluruh dengan mempertimbangkan daya beli masyarakat serta kebutuhan riil perusahaan.
“Kami ingin memastikan bahwa usulan ini rasional, terukur, dan tidak semata-mata memberatkan masyarakat. Prinsip kami jelas bahwa pelayanan terbaik dengan harga yang tetap terjangkau,” tegasnya.
Ia juga memaparkan rencana pengembangan yang tengah dipersiapkan Perumdam Tirta Abdya, mulai dari peningkatan kapasitas produksi, peremajaan jaringan distribusi, hingga digitalisasi layanan pelanggan.
“Semua itu tentu membutuhkan dukungan finansial yang memadai. Dengan penyesuaian tarif, kami berharap bisa menghadirkan layanan yang lebih modern, cepat, dan efisien,” kata Riza.
Rapat pembahasan ini menjadi tahap awal dari rangkaian proses panjang sebelum penetapan tarif baru dilakukan. Dalam perjalanannya, Perumdam Tirta Abdya berkomitmen melibatkan berbagai pihak terkait dan memberikan ruang sosialisasi kepada masyarakat.
“Yang terpenting, masyarakat harus tahu alasan kenapa usulan ini muncul. Transparansi adalah kunci agar tidak menimbulkan kesalahpahaman. Kami ingin bersama-sama dengan masyarakat menjaga ketersediaan air bersih, karena ini adalah kebutuhan hidup yang sangat vital,” tutup Riza.
Dengan adanya rencana penyesuaian ini, publik Abdya kini menanti langkah konkret selanjutnya. Apakah tarif baru akan benar-benar membawa perbaikan layanan tanpa membebani masyarakat? Jawabannya akan teruji setelah seluruh proses pembahasan dan kajian mendalam selesai dilakukan. (*)