KETIK, JAKARTA – Sebuah gagasan sederhana di tangan mahasiswa berubah menjadi karya besar yang menginspirasi.
Desa Mrayan, Kecamatan Ngrayun, Ponorogo, kini memiliki ikon wisata baru yang unik dan edukatif, berbeda dengan tempat wisata lain pada umumnya.
Wisata tersebut, telah resmi beroperasi pada Senin, 20 Oktober 2025, dan sudah bisa dikunjungi masyarakat yang ingin berwisata.
Melalui Program Kuliah Kerja Nyata Pemberdayaan Masyarakat oleh Mahasiswa (KKN PMM) Kemdiktisaintek 2025, Universitas Darussalam (UNIDA) Gontor sukses mewujudkan 'Trigona Park' sebagai wisata lebah madu digital pertama di Kabupaten Ponorogo, bahkan di Indonesia.
Proses pembuatan madu klanceng di Kawasan Wisata Lebah Digital Trigono Park, Mrayan, Ponorogo, Jawa Timur (Foto: UNIDA Gontor)
Trigona Park merupakan hasil kolaborasi antara mahasiswa UNIDA dengan Pemerintah Desa Mrayan, Kelompok Tani Hutan (KTH) Mrayan, dan BUMDes Mrayan untuk mengembangkan potensi budidaya lebah madu Trigona (klanceng) menjadi destinasi wisata yang modern.
Mengusung tema 'Transformasi Digital Kawasan Wisata Lebah Desa Mrayan melalui Edukasi dan Penerapan Teknologi Augmented Reality', Trigono Park menggabungkan kearifan lokal dengan teknologi modern.
Peresmian Trigona Park Desa Mrayan dilakukan oleh Kepala Desa Jusanto bersama Ketua LPM UNIDA Gontor Dr. Riza Ashari, M.Pd. Riza Ashari mewakili Rektor UNIDA Prof. Dr. KH. Hamid Fahmy Zarkasyi, M.Ed., M.Phil yang berhalangan hadir.
Program pembuatan Trigono Park diawali oleh dua Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) UNIDA Gontor, Faisal Reza M.Kom dan Dr. Yayan Firmansah, S.E.I., M.PSDM.
KKN PMM Mahasiswa UNIDA Gontor di Desa Mrayan, Kecamatan Ngrayun, Kabupaten, Ponorogo, Jawa Timur (Foto: UNIDA Gontor)
Kemudian sebanyak 20 mahasiswa UNIDA Gontor diterjunkan langsung ke lapangan untuk mendampingi warga dan kelompok tani hutan dalam mengembangkan potensi budidaya lebah madu Trigona (klanceng).
Mereka tidak hanya membantu meningkatkan produksi madu, tetapi juga mengubahnya menjadi wahana wisata edukatif dengan sentuhan digital.
Mahasiswa UNIDA Gontor menerapkan teknologi Augmented Reality (AR) untuk memberikan informasi digital tentang lebah klanceng, proses panen madu, dan manfaatnya, menjadikan pengalaman wisata ini berbeda dari yang lain.
"KKN PMM ini adalah perwujudan nyata dari Tri Dharma Perguruan Tinggi. Kami bangga, 20 mahasiswa kami mampu menjadi agen perubahan, mentransformasi budidaya lebah madu klanceng di Mrayan menjadi wisata edukasi berbasis digital," ujar Riza Azhari, Ketua LPM UNIDA Gontor dalam keterangannya, Rabu 22 Oktober 2025.
Faisal Reza dan Yayan Firmansah selaku DPL memastikan program ini berjalan tidak sekadar seremonial saja.
Mereka menanamkan nilai keberlanjutan dengan menyiapkan masyarakat agar mampu mengelola wisata secara mandiri di masa depan.
"Mahasiswa kami berupaya memadukan teknologi dan pemberdayaan masyarakat. Hasilnya, Trigona Park bukan hanya tempat wisata, tapi juga ruang belajar dan penggerak ekonomi desa," jelas Faisal Reza, Dosen Pembimbing Lapangan.
Di Trigona Park, pengunjung diajak menjelajahi dunia lebah klanceng melalui teknologi Augmented Reality (AR). Cukup dengan mengarahkan kamera ponsel, informasi digital tentang proses budidaya, panen madu, dan manfaat ekologisnya muncul dalam bentuk interaktif.
Sementara itu, Kepala Desa Mrayan, Juwanto, menilai hadirnya Trigona Park menjadi tonggak baru bagi kemajuan desanya, daerah terpencil di selatan Ponorogo.
"Dulu budidaya lebah hanya untuk madu. Sekarang menjadi kebanggaan warga. Wisata ini membuka peluang ekonomi dan menarik perhatian luar desa. Terima kasih kepada mahasiswa dan dosen UNIDA Gontor," ungkapnya.
Kini, Trigona Park tidak sekadar destinasi wisata, melainkan simbol sinergi antara kampus dan desa.
Dari tangan mahasiswa dan semangat gotong royong warga, lahir inovasi yang menegaskan bahwa kemajuan desa tak harus dimulai dari kota, melainkan dari ide cemerlang yang tumbuh di tengah masyarakat sendiri.(*)
