Legenda Persiter Ternate Muhammad Nur Sindir Wakil Manajer Malut United

20 Agustus 2025 20:32 20 Agt 2025 20:32

Thumbnail Legenda Persiter Ternate Muhammad Nur Sindir Wakil Manajer Malut United
Muhammad Nur Legenda Persiter Ternate (Foto: Mursal/Ketik)

KETIK, MALUKU UTARA – Polemik masa depan Malut United di Gelora Kie Raha Ternate mendidihkan perbincangan publik setelah Wakil Manajer klub, Asghar Saleh, mengeluarkan pernyataan kontroversial. 

Dalam wawancara dengan Malut Satu, Asghar menyinggung kemungkinan markas tim dipindah ke Ambon, dengan alasan minimnya dukungan dari pemerintah dan masyarakat Maluku Utara.

“Manajemen lagi lakukan evaluasi, bisa jadi kami pindah ke Ambon. Sponsor tim juga saat ini dari Maluku. Soal biaya renovasi yang mencapai puluhan miliar biarlah jadi kerugian kami. Kami pindah karena merasa tak ada dukungan dari pemerintah maupun masyarakat,” ujar Asghar.

Pernyataan itu sontak dipatahkan oleh legenda Persiter Ternate, Hi. Muhammad Nur, yang menilai komentar tersebut tak lebih dari luapan emosi yang tak pantas keluar dari seorang pejabat klub.

“Pernyataan itu berbanding terbalik dengan kenyataan. Masyarakat Maluku Utara justru dikenal sangat fanatik terhadap sepak bola. Seharusnya seorang wakil manajer tidak gegabah menuding publik tanpa dasar yang jelas,” tegas Nur Rabu 20 Agustus 2025.

Nur menambahkan, Asghar semestinya paham betul bahwa Maluku Utara adalah salah satu wilayah dengan fanatisme bola tertinggi di Indonesia. 

“Kalau sampai ada pejabat klub bilang masyarakat tidak mendukung, itu sama saja menutup mata dari fakta lapangan. Pernyataan semacam itu hanya memancing luka sosial,” sindir Nur.

Lebih jauh, Nur menekankan bahwa Gelora Kie Raha bukan sekadar stadion, melainkan ruang sejarah dan simbol kebanggaan. 

“Tanah leluhur di Ternate pernah bersaksi saat Malut United berjaya di musim perdana Liga 1. Mengumumkan rencana pindah itu seperti mengkhianati memori kolektif pendukung sendiri,” ujarnya.

Ia juga menilai, pernyataan Asghar memperlihatkan potret klasik pengelolaan klub yang lebih suka melempar tudingan daripada membangun solusi. 

“Kalau ada masalah renovasi stadion, bicarakan dengan mekanisme yang benar, bukan menodai publik lewat pernyataan emosional. Sepak bola itu bukan dagang cabe, hari ini mahal lalu besok pindah pasar,” kata Nur, menyelipkan sindiran.

Legenda Persiter itu menutup komentarnya dengan desakan tegas agar manajemen mengevaluasi Asghar. 

“Kalau ucapan pejabat klub justru melukai pendukung, maka yang harus dievaluasi bukan masyarakat, melainkan orang yang berbicara itu sendiri,” pungkasnya.

Tombol Google News

Tags:

Malut United Muhammad Nur Legenda Persiter Polemik Gelora Kie Raha Maluku Utara