KETIK, MALANG – Kota Malang mencatat ratusan anak sempat berstatus suspek penyakit campak. Kepala Program Studi (Kaprodi) Kedokteran Universitas Islam Malang (Unisma), dr. Yeni Amalia, SpA, MBiomed., menyoroti kondisi ini dan mengingatkan perlunya kewaspadaan agar tidak terjadi lonjakan atau "ledakan kasus" di kemudian hari.
Menurut dr. Yeni, ancaman ledakan kasus ini sangat berkaitan dengan penurunan cakupan imunisasi anak yang terpengaruh sejak masa Pandemi Covid-19. Ia mendesak para orang tua untuk rutin mengecek status imunisasi anak.
"Dalam data dikatakan cakupan imunisasi campak itu harusnya lebih dari 95 persen, tapi kita turun. Begitu turun maka kekebalan komunitas itu juga akan turun. Di situlah dalam sekian periode akan terjadi ledakan kasus-kasus campak," ujarnya, Sabtu, 27 September 2025.
Apabila terjadi lonjakan kasus campak, langkah pertama yang harus dilakukan adalah memutus mata rantai penularan. Pemerintah, melalui Dinas Kesehatan, harus menelisik akar masalah penurunan cakupan imunisasi.
"Jadi ada kerja sama dari Dinas Kesehatan, sekolah-sekolah, edukasi dari pihak-pihak semua yang terkait. Bagaimana caranya cakupan imunisasi campak itu kembali tinggi," lanjutnya.
Orang tua memegang peran krusial dalam menjaga imunitas anak. Dr. Yeni menekankan bahwa edukasi penting untuk memastikan anak menerima nutrisi yang baik dan menjalani program imunisasi sesuai jadwal dan usia.
Ketika diketahui ada anak terkena campak di lingkungan, penularan harus segera dihentikan.
"Misal sekolah tahu ada muridnya yang sakit ya harus segera diedukasi untuk pulang istirahat di rumah. Orang tua juga harus sadar bahwa ketika anaknya sakit itu harus diistirahatkan dulu di rumah," tegasnya.
Orang tua kerap luput, padahal saat sakit anak membutuhkan recovery dengan istirahat dan nutrisi cukup. Hal ini penting untuk memutus transmisi campak sekaligus mengurangi potensi anak terserang penyakit penyerta lainnya.
Dr. Yeni juga mengingatkan bahwa hingga kini campak belum memiliki obat spesifik. Penanganan yang optimal dilakukan melalui dukungan daya tahan tubuh.
"Campak itu masih tidak ada obatnya. Jadi optimalisasi dengan pemberian multivitamin, terutama vitamin A, karena dia banyak mengganggu, menyerang di mukosa, saluran napas. Kita tingkatkan daya tahan tubuhnya dengan pembelian multivitamin," kata Dokter Anak RSI Unisma itu.
Selain anak-anak, orang dewasa, terutama ibu hamil, juga diminta tetap waspada. Virus campak yang menyerang ibu hamil berpotensi menular ke bayi dalam kandungan, yang dapat berakibat kelainan bawaan.
"Kasusnya ada banyak, makanya itu harus diputus, imunisasi untuk memutus mata rantai. Misalkan anak-anak kecil itu sakit, sedangkan mamanya lagi hamil, kan bahaya," tegasnya. (*)
