KETIK, MALANG – Warga Kota Malang diimbau untuk waspada terhadap wabah campak yang mulai muncul. Pasalnya terdapat lima anak berusia 3-5 tahun telah terkena campak hingga September 2025 ini.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Malang, Husnul Muarif, menjelaskan kelima anak tersebut berasal dari Kecamatan Kedungkandang, tepatnya di Kelurahan Bumiayu dan Arjowinangun. Pihaknya telah melakukan deteksi terhadap pasien untuk diberikan imunisasi kejar.
"Kita kumpulkan dan lakukan imunisasi kejar. Jadi yang campak ini bolong di mana vaksinnya. Kita deteksi vaksin mana yang masih kosong, lalu kita lakukan vaksinasi," jelasnya, Rabu, 10 September 2025.
Menurut Husnul, meskipun ada lima kasus, Kota Malang belum berstatus Kejadian Luar Biasa (KLB) seperti yang terjadi di Pamekasan. Pihaknya telah melaporkan kasus ini ke Dinkes Provinsi Jawa Timur untuk mendapatkan prioritas dalam pelaksanaan vaksinasi serentak, seperti program Outbreak Response Immunization (ORI) yang menyasar anak usia 1-2 tahun.
"Jadi vaksinasi serentak, tapi itu masih kita laporkan ke Dinkes Jatim karena kasus campak di Kota Malang hanya lima orang, sedangkan provinsi memprioritaskan kabupaten kota yang kasus campaknya lebih banyak," sebutnya.
Husnul menambahkan, pihaknya telah mengumpulkan keluarga pasien serta tokoh masyarakat dan agama di Kelurahan Bumiayu dan Arjowinangun. Upaya ini dilakukan untuk mendorong mereka melengkapi imunisasi anak, mengingat tingkat cakupan imunisasi di kedua wilayah tersebut masih belum stabil.
"Itu yang kita sebut dengan imunisasi kejar. Imunisasi campak itu cuma sekali di usia 9 bulan. Itu harus sudah masuk di imunisasi rutin. Nah, kalau itu kosong, nanti umur berapa ketemunya, lalu kita vaksin," tutupnya.
Ia juga mengingatkan bahwa penularan campak dapat terjadi melalui saluran pernapasan, mirip dengan penularan COVID-19.
"Campak itu menular lewat saluran pernapasan. COVID-19 juga menular lewat saluran pernapasan. Kode entry-nya, tempat masuknya sama, ya cuma campak sebagian besar dari saluran pernapasan," ujarnya. (*)