KETIK, MAKASSAR – Dalam atmosfer intelektual yang membalut Rapat Kerja Nasional (Rakernas) I Partai NasDem di Hotel Claro Makassar, Jumat 8 Agustus 2025, Wakil Bupati Halmahera Selatan, Helmi Umar Muchsin, tampil sebagai figur yang mengartikulasikan politik bukan sekadar kompetisi elektoral, melainkan arena reproduksi gagasan dan penciptaan legasi.
Helmi, yang sebelumnya menjabat Sekretaris DPW NasDem Maluku Utara, hadir di forum prestisius ini bersama jajaran elit politik nasional, termasuk Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh, Gubernur Sulawesi Selatan, dan ribuan kader dari seluruh Indonesia.
Momentum tersebut tidak hanya merekam kehadiran Helmi di panggung istimewa, tetapi juga menempatkannya dalam diskursus publik melalui sesi dialog interaktif bersama MC Harun.
Menjawab pertanyaan seputar esensi menjadi politisi, Helmi menegaskan bahwa alasan untuk ada seorang politisi terletak pada kesanggupan menelusuri “mengapa” di balik perjuangan, bukan sekadar “apa” yang diperjuangkan.
“Saya lahir dari keluarga politisi. Aktivisme yang saya jalani pasca reformasi menyaring minat politik saya, diperkuat oleh figur-figur reformis yang menginspirasi,” ungkapnya.
Helmi Umar Muchsin, MC Haru, dan Husni Bopeng Berpose Usai dialog (Foto: Zai For Ketik)
Rekam jejak politiknya yang telah mengarungi dua setengah dekade menjadi bukti kontinuitas komitmen. Terhadap isu miring yang kerap mengiringi, Helmi merespons dengan paradigma rasional.
“Wajar saja. Yang penting kita menunjukkan perilaku yang dibingkai gagasan. Pikiran yang diiringi gagasan dapat mereduksi distorsi isu,” ujarnya dingin.
Ketika disinggung alasan bergabung dengan Partai NasDem, Helmi mengurai argumentasi politiknya dengan presisi. Ia mengaku pernah menjadi anggota DPRD dari partai lain, namun divergennya visi mendorongnya mencari poros baru.
“Visi politik adalah substansi. Ia tidak hanya menyangkut partai atau pribadi, tetapi kepentingan daerah. Saya memilih NasDem karena sifatnya yang modern dan melahirkan gagasan,” papar Helmi, yang resmi bergabung pada 2013.
Terkait mimpi terbesar dalam karier politiknya, Helmi menyatakan hasrat meninggalkan legasi yang mengedepankan adab, kesopanan, dan kesan positif yang bersifat sistemik, bukan sekadar personal.
“Penilaian publik adalah karya,” tegasnya, menyiratkan orientasi pada output kebijakan yang berkelanjutan.
Helmi tidak hadir sendirian. Ia didampingi Husni Bopeng, Wakil Ketua I DPRD Provinsi Maluku Utara, yang dalam kesempatan terpisah mengungkap bahwa keterlibatannya di NasDem berawal dari rekam kebersamaan politik dengan Helmi di partai sebelumnya.
“Awalnya saya diajak suami terjun ke politik. Pada akhirnya saya melihat NasDem sebagai wadah dengan spirit yang sejalan,” tutur Husni.
Rakernas I NasDem kali ini bukan sekadar konsolidasi struktur, melainkan arena kontestasi ide, tempat di mana politisi seperti Helmi membingkai ulang politik sebagai praktik peradaban.