Kisah KKMP Bumiayu Kota Malang, Putus Rantai Ketergantungan Warga pada Rentenir

28 Juli 2025 14:19 28 Jul 2025 14:19

Thumbnail Kisah KKMP Bumiayu Kota Malang, Putus Rantai Ketergantungan Warga pada Rentenir
Ketua KKMP Bumiayu, Wusono menceritakan awal perjuangan pengurus dan anggota koperasi hingga memiliki aset Rp175 juta. (Foto: Lutfia/Ketik)

KETIK, MALANG – Koperasi Kelurahan Merah Putih (KKMP) Bumiayu menyimpan cerita perjuangan panjang untuk memutus rantai ketergantungan masyarakat terhadap rentenir. Bermula dengan modal Rp600.000, kini koperasi tersebut telah menyimpan aset hingga Rp175 juta.

Ketua KKMP Bumiayu, Wusono menjelaskan sekitar 7 tahun lalu, koperasi tersebut berdiri dengan nama Koperasi Bumiayu Mandiri Sejahtera. Koperasi yang berada di RW 2 Bumiayu tersebut menjadi satu-satunya koperasi yang tersisa di antara 6 RW lainnya.

Saat itu, pendiri koperasi yakni Usman menerima uang dari LPMK sebesar Rp600.000. Anggota diminta untuk membayar simpanan pokok Rp10.000 dan simpanan wajib Rp5.000.

Ketika kepemimpinan dialihkan ke Wusono pada tahun 2018 dengan anggota 16 orang, jumlah uang yang dikelola koperasi masih Rp1.090.000. Mekanisme simpanan pun mengalami penyesuaian. 

Simpanan pokok yang semula Rp50.000 dinaikkan menjadi Rp100.000, dan simpanan wajib dari Rp10.000 menjadi Rp15.000. Keputusan tersebut disepakati dalam rapat anggota tahunan bersama 40 anggota RW 2.

"Dulu dari LPMK, tujuan dari uang Rp600.000 itu biar gak ada rentenir di Kelurahan Bumiayu. Sehingga kami kelola, kami buatlah akhirnya yang awalnya simpan pinjam," ujarnya, Senin 28 Juli 2025.

Dalam perjalanannya, Koperasi BMS terus berupaya memberikan manfaat bagi masyarakat. Di tahun 2022, setiap anggota harus bersedekah Rp2000 untuk digunakan sebagai dana kesehatan.

"Kalau ada anggota berobat ke Puskesmas kan gratis, begitu lapor ke kami, langsung kami berikan uang transport Rp50.000 dari uang sedekah. Kalau rawat inap di RS ataupun Puskesmas, kami berikan Rp150.000," katanya.

Tak hanya itu, pada kegiatan kemasyarakatan seperti bedah rumah, akan dibantu Rp400.000. Begitu pula saat pasar pagi di tingkat RW, koperasi memberikan bantuan pembukaan Rp400.000. Termasuk bantuan untuk peringatan HUT RI digelontorkan dari dana sosial.

"Dengan demikian, kami lakukanlah seperti tujuan awal, yakni simpan pinjam. Kemudian di akhir 2024 kemarin, total asetnya sekitar Rp175 juta. SHU waktu itu Rp30 juta. Tutup tahun buku 2024," tegasnya.

Wusono mengaku di tahun 2025 ini akan mengurus badan hukum untuk Koperasi BMS. Namun mengetahui biaya yang harus dikeluarkan mencapai Rp7,5 juta, pengurus dan anggota memutuskan untuk menglola dana yang ada terlebih dahulu.

Hingga akhirnya pada Mei 2025 muncul Inpres 9/2025, bahwa Prabowo Subianto mencanangkan Koperasi Merah Putih. Lurah Bumiayu mendatangi mereka untuk meminta Koperasi BMS dialihkan menjadi KMP.

"Mayoritas kami sempat keberatan saat itu karena bisa mengelola Rp600.000 jadi Rp175 juta itu bermakna. Tetapi akhirnya karena diskusi berkali-kali, ya sudah akhirnya kalau ditarik menjadi KKMP, silakan," katanya.

Pengurus dan anggota mengajukan persyaratan meskipun beralih menjadi KKMP namun AD/ART, logo, hingga visi misi tidak dilakukan perubahan. Persyaratan tersebut pun disepakati dan legalitas berhasilkan dengan nama baru dan pembiayaan Rp2,5 juta dari pemerintah.

"Rata-rata omzet per bulan baru Rp30 juta. Anggota kami 118 orang. Ada calon anggota 20 orang, total aset Rp175 juta. Kemudian 2 bulan terakhir, setelah menjadi KKMP ini kami merintis sembako. Itu omzetnya masih kecil, rata-rata Rp1,5 juta sampai Rp2 jutaan," tuturnya.(*)

Tombol Google News

Tags:

KKMP Bumiayu Kota Malang Koperasi Merah Putih Koperasi Kelurahan Merah Putih