KETIK, BANDUNG – Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengaku dirinya bangga di masa mudanya pernah aktif sebagai kader Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor) / Barisan Ansor Serbaguna (Banser).
Nostalgia itu ia ungkapkan saat menghadiri Simposium Gerakan Ekonomi Rakyat Pembentukan Kelompok Usaha Gotong Royong Dewan Pimpinan Pusat GP Ansor/Banser, di Grand Sunshine Soreang, Kabupaten Bandung, Sabtu 18 Oktober 2025.
Pada kesempatan simposium itu dirinya memberikan materi dan motivasi bagi ratusan kader yang hadir, untuk bisa sukses berkarir di bidang pertanian.
Mentan mengakui pengalamannya di Ansor sedikit banyak mempengaruhi terbentuknya karakter dirinya saat ini. Ia tegas memberantas mafia pangan.
Pada Juli 2025, Amran membongkar kasus pupuk palsu yang merugikan petani Rp3,2 triliun. Pada 25 September 2025, ia pun mengungkap kasus 212 merk beras premium palsu atau beras oplosan, yang merugikan Rp100 triliun setiap tahunnya.
Terakhir pada 13 Oktober 2025, Mentan Amran mencabut izin sebanyak 2.039 kios distributor pupuk yang terbukti menaikkan harga dari Harga Eceran Tertingg (HET).
"Kenapa saya berani melakukan semua itu? Karena sekarang ada Ansor/Banser di belakang saya. Kalau kita bergerak bersama-sama menghadapi mafia pangan ini, kita pasti bisa," ungkap Amran disambut applause meriah peserta.
Mentan pun menuturkan lagi kisahnya, saat ia kembali dilantik menjadi Menteri Pertanian untuk periode ketiga di bawah kepempimpinan Presiden Prabowo.
Waktu awal dilantik, kata Amran, dirinya diminta oleh presiden untuk mampu mewujudkan swasembada pangan dalam tempo 4 tahun. Namun 21 hari kemudian, ia dipanggil lagi dan presiden meminta swasembada pengan bisa diwujudkan dalam waktu menjadi 3 tahun.
"Setelah 45 hari dilantik, saya dipanggil lagi sama Pak Presiden dan menanyakan bisa nggak tercapai dalam 1 tahun?" tutur Amran.
Menurutnya saat mendapat instruksi tersebut dirinya mendapat tekanan kerja yang luar biasa, sampai dirinya pun jatuh sakit.
"Tapi karena saya terlatih di medan yang sulit, saya terlahir dari keluarga pas-pasan bahkanmiskin, pernah pula jadi Banser. Tidak ada bagi saya yang tidak bisa! Pantang buat anak Ansor Banser mundur dari sumpah janji jabatan. Kalau mundur, itu bukan karakter anak banser," tandasnya disambut lagi tepuk tangan peserta.
Untuk itu di akhir tahun 2025 di mana tersisa watu 70 hari, Amran merasa haqqul yaqin swasembada beras bisa tercapai dalam satu tahun dengan stok hasil panen padi 40 juta ton.
"Surplus 5 juta ton dari tahun 2024 yang menghasilkan 35 juta ton. Kita berhasil swasembada pangan khusus beras," sebut Mentan.(*)